Bara kembali mendengkus kesal dan berpaling ke arah lain. Suasan hatinya semakin bertambah kalut, di mana ia masih belum bisa mengetahui keberadaan Dini sejak dari rumah sakit. Sekarang ia harus dihadapkan dengan perbuatan konyol sang istri.
"Tutup pintunya! Aku ngantuk," ucap Bara, seraya merebahkan diri di tempat tidur.
Meski agak kecewa dengan sikap Bara yang masih sedingin kulkas, Sonya merasa lega karena bisa selamat dari situasi yang dapat membuatnya terlilit masalah.
"Selamat malam, Pa!" ucapnya, lalu menutup pintu kamar.
Suara tangis Mbak Pur tidak terdengar lagi dari arah dapur. Kemungkinan wanita bertubuh gempal itu telah tertidur akibat kelelahan packing.
Sonya pun buru-buru naik ke atas dan mengunci pintu kamar dengan rapat. Ia mondar-mandir di dekat tempat tidur, lalu segera mencari ponselnya untuk menghubungi seseorang.
"Fajar!?"
"Ya, Bu!"
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com