Setelah mendengar perkataan Mirna, barulah nyonya Ana berdiri. Tetapi tubuhnya tampak lemah, dia berdiri dengan goyah.
Mirna menangkap tubuh nyonya Ana, membimbing orang tua itu duduk ke kursi.
Nyonya Ana Clemente hampir saja pingsan kalau saja tak terdengar suara balita keluar dari dalam kamar.
"Mom...ada apa? Siapa nenek itu?" Tanya Ferdinand.
"Dia...dia...putramu?"
"Iya nyonya...namanya Ferdinand!" Ferdinand memberi salam ke nyonya Ana, wanita itu memeluk bocah itu dengan penuh haru.
Mirna meraih bahu Ferdinand mengajaknya bersalaman dengan nyonya Ana Clemente.
Wanita itu terpukau. Semakin besar, wajah Ferdinand sangat mirip dengan Bharata.
Aneh juga kenapa selama ini, nyonya Ana tidak memperhatikan wajah ayah dan anak itu? Mengapa dia tidak mempedulikan kebenaran itu?"
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com