webnovel

CERITA 2

Dihari kegiatan perkemahan itu,

"ma.. maafkan gilby ma.. kali ini aku akan tetap ikut berkema ma.." kata gilby pada ibunya yang sedang membuat kue, dia telah siap dengan tas ransel dan perlengkapan berkemahnya.

"Gil..mama kwatir sayang.." wajah bella terlihat kwatir, dia memandangi anaknya yang telah siap untuk berkemah.

"acara perkemahan ini sangat penting ma.. ini acara keakraban bagi kami mahasiwa baru bukan acara perpeloncoan.. mama nggak usah kwatir.."

" tapi tempat berkemah itu dekat hutan sayang..mama takut sesuatu yang buruk akan terjadi padamu.. itu pesan grandmamu untuk melarangmu pergi kehutan..Gil.."

"Gilby janji ma.. aku nggak akan pernah kehutan..lagi pula mama tak pernah bisa menjelaskan kenapa aku tak boleh kehutan..apa alasannya ma?­" Gilby kesal pada mamanya yang selalu melarang dia kehutan, tapi selalu

tak pernah bisa menjelaskan alasannya kenapa dia dilarang kehutan.

"ook ma.. aku berangkat" kata gilby tidak memperdulikan wajah ibunya yang benar-benar kwatir. Dengan penuh keyakinan dia meninggalkan ibunya yang hampir menangis karena kwatiran pada anaknya.

"gilby.. hati-hati disana sayang.." kata bella pasrah melihat kepergian anaknya.

"woiii byx, kupikir kamu nggak ikutan lagi.." kata reza begitu gembira melihat kedatangan Gilby di tempat perkemahan itu.

"maaf tadi aku ketinggalan bus.. syukur masih ada mobil kakak tingkat yang belum berangkat, jadi terpaksa aku ikut mereka.." kata gilby merasa bersalah.

"senang lihat kamu bisa ikut Byx.. ya sudah ayo bantu kita buat tenda.. " kata endrico sambil melemparkan beberapa patok dan tali kepada gilby, perlengkapan untuk membuat tenda.

"ransel kalian diletakkan dimana?" tanya Gilby ada teman-temannya, setelah tendanya berdiri.

"itu disana dekat tiang itu byx.." tunjuk reza, dan gilby berjalan ketempat teman-temannya meletakkan ransel mereka.

"kho, ransel kamu yang mana?" sambil meletakkan tasnya Gilby melihat tas-tas yang ada didepannya itu.

"yang warna biru.." jawab endrico, kedua temannya akhirnya datang mendekati gilby yang penasaran dengan tas mereka.

"za.. bawaanmu hanya tas ini?" gilby mengangkat tas lain yang ada ditempat itu ketika kedua temannya telah berada didekatnya. Sebuah tas warna coklat yang dibandingkan dengan tas ransel miliknya dan milik endrico

terlihat sangat kecil.

"iya bro.. kau taukan aku paling malas membawa barang-barang berat dan tidak berguna.." kata reza dengan cueknya.

"sepertinya itu isinya hanya baju ya?" tanya gilby, dia bersama endrico seperti dikomando langsung menatap tajam sahabat mereka reza.

"iyalah.. kalau untuk makanan aku siap dengan uang yang banyak..jadi kalian tenang aja.." kata reza masih cuek.

"dasar ni anak kenapa sih bodohnya tetap dipelihara.. kita tuh sedang berkemah bodoh, yang didekat sini itu hutan bukan Mall, ngapain dengan uang banyak.." kata endrico kesal pada reza, sedangkan gilby tertawa

terpingkal-pingkal. Reza yang baru sadar dengan kebodohannya hanya diam memandangi kedua sahabatnya.

"ya sudah aku cari makan dulu ya.." kata reza merasa bersalah dan hendak pergi

"za.. emang kamu mau cari makanan dimana?" tanya gilby penasaran.

"biasalah byx.. jual nama kamu.. para cewek-cewek kan banyak yang suka sama kamu, jadi mereka pasti bersedia menyisihkan dan memberikan sebagian dari makanan mereka.." reza senyum-senyum

"woii brengksek lo za.." protes gilby

"tenang aja byx ini demi sesuap nasi.."

"astaga.. kamu yang nggak membawa makanan.. kenapa namaku yang dijual.."

"iya sih, sebenarnya akukan lebih tampan dari kamu, tubuh kamu juga nggak ada macho-machonya, kurus kering kayak itu.. tapi nggak tau kenapa para cewek-cewek itu lebih suka sama kamu ya," kata reza sedikit kesal, dan penuh percaya diri.

"apaan berotot.. kalau kamu itu bukan berotot tapi berlemak.." komentar endrico sambil melirik  reza sirik, sedangkan gilby tertawa pelan sambil menutup mulutnya merasa bersalah menertawai temannya.   Sekedar info ciri-ciri ketiga remaja itu mereka bertiga memiliki tinggi yang sama, hanya tubuh reza sedikit berisi,

gilby kurus, yang ideal itu tubuhnya endrico, untuk tampang mereka memiliki ketampanan masing-masing, reza lucu tapi agak telihat bodoh, gilby ramah dan murah senyum sedangkan endrico selalu terlihat serius, mungkin itu sebabnya gilby lebih disukai.

Sore itu setelah mereka semua telah selesai membuat tenda, dari tenda induk diumumkan untuk berkumpul, mereka diberikan beberapa wejangan, perintah dan larangan selama acara keakraban. Sedangkan untuk acaranya akan dimulai dan dibuka kegiatannya pada besok harinya,  malam itu para panitia hanya membagikan jadwal jaga malam, jadwal dapur umum jadwal kebersihan dll, setelah itu mereka dibubarkan bebas dengan kegiatan masing-masing.

Gilby,endrico dan reza yang telah selesai mandi duduk didepan tenda lengkap dengan gitar, dan seperti yang dikatakan reza tadi banyak cewek-cewek penggemar gilby yang datang mampir ke tenda mereka sekedar menyapa ataupun untuk menawarkan makanan yang mereka bawa.

"hai..byx, boleh gabung.." tanya dinda, dia bersama yuli yang pura-pura lewat didepan tenda gilby dan teman-temannya.

"oh.. ayo.. kita menyanyi bersama sambil menunggu jam malam.." kata gilby ramah dia mempersilahkan dua cewek itu untuk duduk ditikar yang didudukinya. Dinda dan yuli dengan malu-malu mendekat dan duduk ditikat itu.

"ini byx.. kita bawa kue pie buah, katanya kamu suka kue ini ya.." kata yuli sambil menyerahkan kue yang dibawanya itu kepada gilby.

"asiiiik terima kasih ya.." kata reza yang langsung mengambil kue itu.

"terima kasih ya.." kata gilby tersenyum dengan tulusnya pada yuli, yuli yang tadinya kesal pada reza jadi tersenyum bahagia disenyumi oleh gilby. Tak lama kemudian bergabung juga beberapa teman mereka yang lain, mereka bernyanyi dan tertawa bersama.

pukul 21.30 dari tenda induk terdengar bunyi sirine, suara sirine itu sebagai pertanda bahwa jam malam telah tiba. Gilby dan teman-temannya yang sedang asik bernyanyi bersama akhirnya bubar, semua kembali ke tenda masing-masing, Jam malam melarang mereka berada diluar tenda.  Gilby, endrico dan reza pun masuk ke dalam tenda, melanjutkan obrolan mereka. Jadilah mereka ngobrol dengan suara pelan didalam tenda. Reza memulai ceritanya dengan cerita horor, niatnya untuk menakuti teman-temannya, tapi dengan gaya bicara endrico yang dibuat menakutkan akhirnya reza sendiri yang ketakutan, sedangkan gilby tertawa dengan tingkah dua orang sahabatnya itu.

"sudah ah.. aku mau ke wc dulu..pipis dulu" kata gilby dan dia hendak pergi ke wc umum.

"byx nggak usah ke wc.. kejauhan, dibelakang tenda aja..dunia gelap nggak ada yang bisa lihat kita.." kata reza sedikit berbisik sambil menahan gilby.

"gila kamu.. tenda kita besok pagi bisa-bisa bau wc tau..." kata gilby dan diapun pergi, tak menghiraukan perkataan reza.

"hati-hati byx di wc umum katanya ada kunti.." kata reza menakuti gilby, tapi gilby telah berjalan pergi. Ketika tiba di wc umum gilby terpaksa harus antri ternyata bukan hanya dia saja yang saat itu ingin ke wc.

Wcnya sebenarnya ada 3 tapi yang ingin buang hajat lumayan banyak juga, gilby tersenyum seperti inilah suka duka berkemah katanya dalam hati. Lumayan lama gilby menunggu antriannya, akhirnya dengan perasaan lega gilby kembali ketendanya.

"byx.. syukur kau kembali.. reza byx.. reza tadi lari kehutan itu byx.." sambutan endrico ketika gilby kembali ketendanya. DEG.. REZA KEHUTAN.. gilby terdiam memandang endrico yang terlihat kwatir.

"BYX.. kamu dengar nggak sih yang aku katakan.. reza byx.." desak endrico mengharapkan gilby untuk menanggapi perkataannya.

"ah pasti anak itu hanya bercanda kho.." kata gilby suara agak tercekat ditenggorokannya, kwatir tapi berusaha untuk tenang.

"Byx demi Tuhan.. aku mulai kwatir byx.. reza udah pergi sejak tadi dan belum kembali.. dia tadi seperti kerasukan setan dan berlari kehutan.."

"reza bercanda kho.." gilby masih tetap berusaha tenang, padahal pikirannya sedang berkecamuk.

"byx.. bagaimana kalau anak itu benar-benar kerasukan setan dan hilang di hutan byx.."

"hutan kho... aku tak boleh kehutan kho.." gilby berjongkok dia seperti ketakutan dan bingung

"tapi reza temanmu byx dia masuk kehutan itu.. aku melihat dengan mataku sendiri byx..reza berlari kearah itu byx" endrico ngotot, rasanya tak rela kalau reza dibiarkan hilang dihutan.

"temuilah panitia kho.. aku tak bisa kehutan kho.." gilby masih dengan gayanya yang sama, berjuang antara rasa taat pada ibunya atau temannya yang perlu bantuan, bingung apa yang harus diperbuatnya. Untuk sesaat mereka berdua terdiam dalam pikiran mereka masing-masing. Tapi kemudian

"BYX..."

"temui panitia kho.. aku duluan cari reza.." endrico hanya bisa melihat gilby yang telah berlari menuju hutan kearah tempat reza pergi yang ditunjukkan endrico tadi.