Bab 308

Bab 308

Aku mengganti dasterku dengan setelan olah raga yang agak longgar juga hijab instan yang simpel saja. Keluar dari kamar, lagi … aku seperti mendengar suara erangan dari kamar Ibu. Kenapa tadi waktu kami ke gudang suara itu tak terdengar.

"Mas." Aku membisiki mas Roni. Menarik tangannya pelan.

"Mas denger gak? Ada suara dari kamar Ibu." Aku tetap berbisik, suasana rumah masih sangat sepi. Wajar saja ini masih jam setengah enam pagi.

Mas Roni berusaha menajamkan pendengerannya, begitu juga dengan aku. Dia mengangguk, tandanya dia juga mendengar. Kami berjalan mengendap ke kamar Ibu. Sesampainya, kami menempelkan telinga di daun pintu kamar Ibu agar bisa lebih jelas mendengar suara itu.