Bab 258

Bab 258

"Belum mau tidur, sih, Mas! Mataku belum mengantuk. Gimana mau tidur? Aku masih mikirin Ibu!" jawabku.

"Sudahlah, kamu jangan risau lagi! Kan, sudah ada Mbak Wina disana! Pasti Mbak Wina merawat Ibu dengan baik. Ibu juga pasti maklum, kita baru menikah."

Harusnya ucapan Mas James itu dapat menenangkan hatiku. Tapi nyatanya malah membuatku semakin bersedih.

Kalau saja tadi aku bisa pulang menjenguk Ibu barang sebentar saja, aku pasti akan merasa tenang.

"Coba lihat! Mas bawa apa?" Mas James menunjukkan tiga lembar kertas. Kelihatannya seperti tiket perjalanan.

"Apa itu, Mas?" tanyaku berpura-pura tak tahu.

"Ini tiket bulan madu kita! Besok jam tujuh pagi kita sudah harus berada di bandara. Kita akan berbulan madu ke Bali. Kamu suka, kan?"

Astagfirullah, apa maksud Mas James sebenarnya? Bukannya pagi tadi dia mengizinkanku pulang menjenguk Ibu, besok? Lalu, tiba-tiba saja mengajakku ke Bali. Pikiranku semakin tak menentu.