webnovel

Setelah Kehadiranmu

Kisah Zack dan Anne!

Uniyeppeo · Urban
Zu wenig Bewertungen
395 Chs

Bab 18

bab 18

pantulan sinar mentari memantulkan cahaya yang menyinari wajah sang gadis cantik nan molek yang tengah berdandan di meja rias nya.memberikan blush on merah mudah di sentuhan terakhir make up nya. mata biru sebiru samudra yang ia miliki sangat sama persis dengan mata yang di miliki Zack. memang benar kata orang darah lebih kental daripada air. tak bisa di pungkiri wajah Paula sekilas akan tampak mirip dengan Zack.

sudah 3 hari sejak Paula kembali ke berlin setelah menjenguk momy nya di New York. Paula kembali setelah keadaan momy nya sudah cukup membaik. kini momy nya sudah mulai aktif kembali.

"bagaimana penampilan ku?" Tanya Paula tanpa menoleh menunggu jawaban sang suami yang tengah mengancingkan kemeja nya.

"cantik... sama seperti hari-hari sebelumnya kau tetap cantik" kata-kata indah itu membuat Paula sedikit menyunggingkan senyum nya sebelum akhirnya nya kembali ke ekpresi datar semula.

"benarkah?" Paula memutar tubuhnya menghadap ke arah suami nya.

"tentu, kau cantik. lagipula kenapa kau berdandan kau akan tetap terlihat cantik"

"agar lebih cantik"

Edric menghentikan tangan nya yang semula sedang memasang sepatu "kau sudah sangat cantik sayang" Edric mendekat memeluk dan memberikan kecupan di kening Paula.

"Edric..."

"hmm?"

"karena kau sekarang adalah suami ku. ku harap kau bisa sedikit menjaga sikap mu"

Edric mengernyitkan dahinya mencoba mencerna maksud dari kalimat yang barusan Paula katakan.

Paula membalikkan tubuhnya kembali menghadap cermin, membuka lipstik dan menorehkan lipstik ke bibirnya.

"aku mendengar desas desus rumor tentang hubungan mu dengan sekretaris mu itu si reya"

"jadi ku mohon. jangan membuat ku terlihat seperti istri yang tampak menyedihkan"

"aku minta maaf Paula, aku janji ke depan nya kau tidak akan mendengar rumor yang aneh tentang ku"

"belakangan aku sangat frustasi dan membutuhkan nya sedangkan kau-"

"hentikan Edric, jangan di teruskan" Paula tidak ingin membuka luka yang telah robek apalagi mendengar langsung dari sang suami bahwa ia telah meniduri sekretaris nya sendiri.

seketika Edric langsung menghentikan ucapan nya.

Paula sekarang berdiri tepat di hadapan Edric

"kau adalah suami ku, bertingkah lah layak nya suami tidak bisakah kau melakukan nya?"

edric mengelak dari tatapan Paula

"tatap mata ku Edric"

"aku sudah melakukan nya bukan Paula? aku sedang berusaha melakukan nya.."

"sudah hampir 6 bulan kita menikah, tetapi kau menatap ku masih dengan tatapan itu. berbeda ketika kau menatap dia"

Edric berbalik menatap Paula ketika mendengar Paula menyebut nama dia.

"kau masih mengingat nya? kau masih mencintainya?"

"hentikan Paula, aku sedang tidak ingin membahas nya"

Edric keluar dari kamar meninggalkan Paula yaang terdiam dan terpaku. melihat perlakuan Edric membuat air matanya kembali mengucur. Paula cukup tau apa yang selama ini Edric lakukan. ia memang menjadi suami nya tetapi sampai saat ini Paula belum bisa mendapatkan hatinya.

kenapa harus kau Anne? kenapa harus kau yang ada di dalam hati Edric?

Paula meneteskan air matanya.

menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur dan memukul bantal hingga melempar nya

"huaaaa!!!!!!!!!" Paula melempar seluruh barang yang ada di nakas dan kembali menangis tersedu-sedu.

"sebegitu sulit kah kau untuk menoleh ke arah ku Edric?, aku yang mencintaimu lebih dulu. aku yang mencintaimu jauh sebelum kau mengenal Anne. tapi kenapa kau tidak pernah menatap ku seperti kau menatap Anne?"

"huhuhuh"

yahh raga Edric memang bersama Paula tetapi tidak dengan hatinya. Edric hanya menginginkan tubuh Paula tidak dengan cinta Paula. bahkan seluruh yang Paula miliki sudah ia beri tapi tidak mampu memberli cinta Edric.

"heiii.... apa yang kalian lakukan! menjauh dari dia!" teriak bocah kecil laki-laki yang sedang meneriakki sekumpulan anak perempuan yang sedang merundung bocah perempuan lainnya.

yah bocah lelaki itu adalah Edric. kali pertama inilah yang membuat Paula jatuh hati kepada Edric.

"awas kalian ya.. akan aku tembak dengan pistol ini" Edric kecil menodongkan pistol air ke arah sekumpulan gadis perempuan kecil itu dan menyemprotkan ke arah mereka air hingga mereka berlari menjerit kesana kemari karena tidak ingin kebasahan. melihat itu Paula kecil yaang sedang duduk tersudut di sana terkekeh.

"kau tidak apa-apa adik kecil?" kalimat pertama yang di ucapkan Edric saat mengulurkan tangan nya. uluran tangan itulah yang pertama kali Paula sambut ketika Paula tiba di New York ini. kala itu Paula merasa Edric seperti malaikat pelindung dan penolong nya.

"kenapa mereka merundung mu?" tanya Edric saat itu.

"karena mereka bilang aku adalah anak haram. mereka tidak ingin bermain dengan anak haram seperti ku"

"hei!!! siapa bilang seperti itu? tidak ada anak haram di dunia ini. semua anak itu suci"

"suci?"

"yah suci, ibu ku bilang ketika anak lahir itu sebuah anugrah untuk kedua orang tuanya. dan kau adalah anugrah bagi orang tua mu" bagaimana tidak Paula semakin jatuh hati di buat nya untuk anak seusia itu ucapan Edric sungguh sangat luar biasa. kala itu Zack masih sangat membenci Paula karena yah fikiran Zack masih sempit seperti anak-anak lainnya mengatakan Paula adalah anak haram. jadi Paula saat itu dari kecil sudah terbiasa main sendiri.

"ya sudah kamu jangan menangis lagi, ayo aku antar pulang" Edric melompat dari ayunan nya dan mengulurkan tangan ke pada Paula.

Paula menyambut tangan Edric "kau tinggal di mana?"

"disana" Paula menunjuk ke salah satu rumah di perumahan elite itu.

"oh benarkah? kalau begitu aku adalah tetangga mu" jawab Edric antusias karena ia tidak pernah bertemu dengan Paula sebelum nya.

"tapi bukankah itu rumah Zack?"

Paula mengangguk "jadi kau tinggal di rumah Zack?",

"yah Zack adalah saudara ku"

"benarkah? tapi aku tidak tahu Zack punya saudara" Paula diam karena tidak bisa menjelaskan pengetahuan anak seusia itu tidak lah banyak.

"kau tahu? Zack adalah sahabat ku. kita bisa bermain bersama" Imbuh Edric mencoba membuat Paula tertawa

"benarkah?"

"tentu.. sekarang kau pulanglah besok kita akan bermain bersama"

"janji?"

"janji" Edric mengaitkan kelingking nya dengan kelingking gadis kecil itu

begitulah awal mula pertemuan antara Edric dan Paula yang membuat Paula jatuh hati kepada Edric di usia sekecil itu. hingga mereka tumbuh bersama. sebelum akhirnya ketika Remaja Edric bertemu dengan Anne dan jatuh hati kepada Anne. Tetapi cinta Edric tidak di balas oleh Anne karena bagi Anne dirinya berhutang budi dengan keluarga Thompson dan tidak mungkin baginya untuk menikah dengan putra Thompson.