***
Lalu Nalon memberi sentuhan di bibir wanita Itu.
Semua itu dibalas oleh Silla wanita Ibu dari anaknya.
"Sudah malam"ucap Silla mematikan lampu kamarnya dan mereka berdua terlelap tertidur Keesokan paginya Silla terbangun dari tidurnya dia mengawasi suaminya itu ada wajah polos terlihat tapi mengapa laki-laki itu selalu membohongi nya?
Membuat dia merasa tidak sanggup untuk bertanya atau Bertahan.
Bagaimana tidak Hatinya sudah lama sakit namun tetap saja disakiti oleh laki-laki itu. Bukankah pernikahan itu mestinya bahagia?
Apa dosa Jika ia mempertahankan cinta yang rumit seperti ini dia melangkah dan membersihkan tubuhnya dia harus bekerja hari ini.
Setelah dia bersih dan memakai baju kas kantoran itu Silla langsung membangunkan suaminya.
Terlihat dia mengguncang tubuh suaminya itu.
"Bangunlah, ini sudah pagi"
Terlihat suaminya itu menggeliatkan tubuhnya dia melirik jam di dinding sudah menunjukkan pukul jam 7.30 dengan berat ia melangkah ke arah kamar mandi serta melepaskan semua pakaiannya lalu ia mandi.
"Mas, aku taruh baju kerja kamu di tempat tidur ya! aku mau ke kamar Judeo dulu!"ucap Silla sedikit berteriak agar terdengar oleh suaminya yang berada di dalam kamar mandi tersebut.
"Iya!"Sahut Nalon yang ada dikamar mandinya itu.
Silla melihat anaknya masih terlelap tertidur kemudian dia turun ke bawah ternyata asisten rumah tangganya telah menyiapkan sarapan.
"Selamat pagi Mbak"sapa Silla tersenyum
"Selamat pagi Non"sahut
"Masak apa hari ini Mbak?"
"Hari ini saya cuman masak nasi goreng siput sama perkedel dan telur mata sapi Non" Ucap Muryani Asisten rumah tangganya yang sudah lama bekerja dengan keluarga Nalon hingga sampai sekarang.
Terlihat Silla sarapan seperti biasanya sementara di seberang sana Rama belum juga bisa menemukan Indra dia menanyai salah satu warga di sana atas menghilangnya Indra Adik angkatnya itu yang tak lain adalah sepupunya sendiri.
"Mang numpang tanya Mang, Apa benar indranya tinggal disini?" ucap Rama Seraya bertanya kepada warga sekitar itu.
"Ada Sih den, den indra nya memang tinggal di sini tapi tidak tinggal di rumah itu. Dia tinggal di villa orang tua den Rama yang ada di perempatan perkebunan itu Loh den" ucap pria yang sudah terlihat separuh baya itu menunjukkan tempat dimana keberadaan Indra tinggal.
Rama merasa agak legah karena pencariannya tidak sia-sia ke sana.
"Tapi dia tidak tinggal di sini Den, dia jarang menginap di sini tapi, tidak ada salahnya jika Aden melihat dulu kesana" ujar bapak itu tersenyum ramah.
"Iya Mang,saya mau kesana saja" Ucap Rama dia masuk kembali kedalam mobilnya kembali.
Dia harus bertemu dengan Indra segera dan menanyai langsung tentang inseminasi yang terjadi pada sila beberapa tahun lalu karena Indra lah sumber kunci dari semuanya.
Rama telah sampai di Villa yang asri itu Villa itu adalah Villa dari orang tuanya sendiri hanya saja mereka jarang kesana mungkin karena kesibukan di antara mereka sekeluarga, yang punya dunianya sendiri membuat mereka jarang untuk bertemu bahkan bersilaturahmi satu sama lainnya.
Dia mengawasi Permukaan Villa itu dari luar tetap sama dengan catnya masih yang sama tidak ada perubahan di sana.
Dia tersenyum karena mengenang masa kecilnya bersama dengan Indra mereka memang sangat akrab hanya saja Indra merasa seakan menjadi pesaing bagi Rama karena itu dia tidak ingin satu jurusan dengan kakak laki-lakinya itu.
Indra memang terlihat berbeda darinya karena dia sendiri yang ingin menjadi dokter sementara orang tuanya tidak menyetujui hanya saja dia tetap bersikukuh karena itu dimanfaatkan oleh Rama.
Karena dia sangat menggilai wanita itu yang tak lain adalah Silla yang sekarang bekerja dengannya Karena setelah melakukan inseminasi itu dia harus berangkat ke Singapura karena tuntutan dari orang tuanya.
Dia tidak tahu hasilnya itu benar atau tidak karena itu dia harus menanyai Indra langsung semenjak kejadian itu dia hilang kabar
dengan adik angkatnya itu seakan hilang ditelan bumi.
Apa yang dilakukan Indra benar atau tidaknya dia harus menanyai langsung Tetapi dia tidak ingin menerka-nerka Judeo Itu anaknya atau tidak biar Indra saja yang menjawabnya.
Terlihat tangan kokohnya mengetuk pintu Villa itu dengan perlahan namun tidak terdengar oleh Indra yang berada di dalamnya sehingga Rama mengetuknya kembali dengan ketukan yang keras.
Indra pun terbangun dia membuka pintu itu betapa terkejutnya dia melihat kakak angkatnya nya berada di hadapannya.
Indra seakan marah lalu menutup pintu itu kembali namun ditahan oleh Rama yang lebih dulu mendorong pintu itu sehingga Rama bisa masuk ke dalam ke dalam.
"Mas Rama ngapain kesini Mas?"tanya nya menyolot
"Gue perlu bicara sama eloh Ndra, masalah wanita yang jadi korban inseminasi itu" ucap Rama langsung kepada adik angkatnya itu.
"Sudahlah Mas,tidak usah pernah bahas ini lagi gara-gara loh, Gue kehilangan jabatan gue yang sebentar lagi gue bisa buka praktek sendiri.Eloh sudah hancuri semua Mas!! bentak Indra meledak-ledak.
Dia terlihat mendecak pinggangnya dia begitu marah pada Kakak angkatnya itu karena kakaknya itu merusak impiannya yang sejak dulu menjadi cita-citanya menjadi dokter dan bisa membuka praktek sendiri hanya karena inseminasi yang ia lakukan secara ilegal itu membuat Dia kehilangan semuanya.
"Berarti benar Silla yang memeriksakan kesehatannya itu benar-benar terjadi inseminasi"Ucap Rama pelan.
"Iya, hanya saja gue ragu Mas benih itu punya Mas atau punya pasien yang lainnya karena gue dari lab itu tidak sengaja menabrak pria dan membawa sampelnya sama. Sampel itu tertukar atau tidaknya gue tidak tahu Mas. Dan sayangnya wanita itu menuntut gue dan Rumah Sakit tempat gue bekerja hingga gue kehilangan pekerjaan itu semua itu Karena eloh Mas!"Hardik Indra meledak-ledak dia benar —benar marah pada Rama karena dengan ini dia kehilangan pekerjaannya juga karena itu.
Dia terpaksa menyalahgunakan sumpah jabatannya hingga ia sekarang menjadi luntang-lantung sampai sekarang berada dalam tekanan.
Namun sekarang dia sudah bersahabat dengan alam sehingga dia menjadi pemilik kebun di sana dengan uang yang diberikan oleh Rama waktu dulu.
Dia memang pintar mengolah keuangannya hanya untuk demi kehidupannya yang lebih baik.
"Maafkan gue Ndra, sekali lagi gue minta maaf sama loh" ucap Rama penuh dengan penyesalan.
Dia terlihat sangat tertatih membuat Indra adiknya itu duduk di samping kakaknya Indra juga menyentuh pundak kakaknya itu seakan memberi dukungan.
"Masalahnya untuk apa sih Mas,sekarang Mas baru ingin tahu seharusnya seharusnya dulu saat wanita itu menuntut Gue mas anak Sudah berapa tahun kesalahan itu Mas,mungkin pekerjaan gue tidak kehilangan pekerjaan gue"Serkahnya dia sangat sedih karena harus mengingat kisahnya dulu.
"Wanita itu bekerja dengan gue Indra. Entah mengapa apa perasaan gue ke anaknya sangat melekat karena itu perlu mencari loh sampai kesini"Ujar Rama prihatin.
"Iya wanita itu memang korban terjadi malpraktek hanya saja gue enggak yakin Mas, yang gue masukkan ke dalam rahimnya itu benih loh apa benih pria itu"ucap Indra lebih tenang berbicara dengan kakaknya itu.
"Paling tidak gue sudah dapat pencerahan dari loh.Bagaimana kalau loh ikut gue ke jakarta.Gue akan bersihkan nama loh Ndra"ucap Rama tenang, karena dia memang merasa bersalah atas hilangnya gelar Dokter dari nama adiknya itu.
"Nggak Mas gue tinggal di sini saja lagi pula
lebih baik gue di sini saja gue sudah senang dengan kehidupan gue di sini"
" Jika kamu butuh sesuatu jangan segan untuk menghubungi gue"Ucap Rama
Dia langsung pulang karena dia ingin cepat bertemu dengan Silla dan dia harus mengambil sampel milik Judeo dan miliknya dia harus melakukan tes DNA itu sendiri karena dia yakin benih yang tertanam di rahim Silla itu adalah benihnya.
Dia segera melangkah menaiki mobilnya dengan harap dia segera sampai ke Jakarta dengan segera karena dia ingin sendiri memastikan Judeo itu anaknya atau tidak.
Dalam perjalanan dia mampir kesebuah restoran karena dia juga merasa sudah sangat lapar dia harus mengisi perutnya agar tidak mengganggu perjalanannya menuju tempat asalnya.
Satu harian penuh dia ada diperjalanan
dan hari juga sudah mulai gelap sementara itu di rumah Silla merasa ada yang aneh pada Bosnya itu karena sejatinya Rama tidak pernah absen dari pekerjaannya.
Ingin rasanya ia menghubungi Rama dengan mengetik nomor yang ada di ponselnya itu Namun dia ragu lagipula dia tidak ingin Rama berlaku baik padanya karena ini akan merusak hubungannya dengan Nalon.
Dia mengurungkan niatnya, dia memilih bermain bersama anaknya itu Nalon hari ini cepat pulang dia memilih cepat pulang dan melupakan janjinya pada Asti yang menunggunya.
Terlihat dia sudah lama di dalam rumahnya dia juga sudah berdandan secantik mungkin dia juga sudah memasak makanan kesukaan laki-laki itu.
Namun Nalon hanya mengirim pesan ke nomornya.
"Maaf, aku tidak bisa datang ke rumahmu karena aku tidak ingin membuat istriku curiga terhadapku. Sekali lagi maafkan aku" pesan itu dikirim dan dibaca oleh Asti yang membuat dia marah sehingga ia menarik taplak meja dan semua makanan yang ia masak tadi itu tumpah sejadinya berserakan di lantai.
Dia seakan frustrasi atas pesan yang dikirim oleh Nalon terhadap nya dia terlalu egois sebagai wanita yang bukan siapa-siapa Nalon.
Bukankah Nalon harus mengutamakan istri sah-nya walau tidak ada cinta di dalamnya hanya saja dia punya kasih yang lembut yang berupaya agar suaminya itu tetap baik terhadapnya hingga suaminya itu merasa bersalah atas perbuatannya.
Silla harus bersikap seperti itu agar tidak semena-mena memainkan hati dan perasaannya karena bisa saja menyakiti keduanya bukan?
Di jalanan kan terlihat Rama tersenyum lega Bagaimana tidak dia sudah sampai di kota tempat dia bertemu dengan Silla dia harus segera Menindaklanjuti tentang hubungan darah antara dia dengan Judeo.
bersambung .....