Dikantor Silla merasa diasingkan oleh ibu Vite karena kedekatannya dengan Rama.
Vite adalah senior dan golongannya juga bisa disandingkan dengan ibu Rosa yang sama-sama berpengaruh di kantor itu.
Vite adalah wanita yang Modis,seksi yang yang selalu digandrungi para pria kecuali pada Rama yang acuh padanya karena itu Rama image nya jelek, banyak yang menilai Rama tidak normal atau apalah karena semua sekretarisnya nyaris berhenti terus menerus.
"Ram,sebaiknya kita jaga jarak atau jangan terlalu dekat dech Ram,Aku ga enak sama rekan kerjaku sama orang-orang di kantor ini Ram,dikira mereka ada apanya!" Ujar Silla pelan
"Kenapa kita harus mikirin orang sich Sill,apa lagi wajar dong kalau kita dekat dan sering jalan bareng,kamu kan sekretaris aku," Jelas Rama santai.
"Bukan itu Ram,aku ga enak apa lagi status aku lagi gantung gini,,,! aku tahu imagenya jelek ke aku Ram" Lirih Silla gelisah.
"Dewasa lah Sill,kita kerja disini !!..., bukan selingkuh atau kamu rebut aku dari siapa? Atau aku menginginkan kamu!"
"Aku takut Ram,jadi fitnah nantinya Ram"
Silla gusar
"Aku ga ngerti dech maksud kamu Sill,bilang aja kamu mau menghindari aku!!" ujar Rama sedikit membentak dan meninggalkan Silla didalam ruangannya.
"Ram,aku gak maksud buat kamu tersinggung Ram" Lirih Silla duduk lemas dikursi kerjanya.
Setiap lorong kantor,dan ruangan mengawasi langkah kaki Rama,yang kembali Arogan dan dingin.
"Kerja........,!!" Rama mendengus dingin membuat orang yang mendengarnya menjadi menunduk.
Sementara Silla menjadi gusar karena sifat Rama kembali acuh padanya
Silla bingung entah cuek dengan Ucapan kariawan dan rekannya atau menghindari dari Rama yang membuat Rama kembali angkuh dan Arogan.
Silla harus fokus bekerja demi Judeo,Silla harus tegar walau Rama kembali dingin padanya.
"Sil,mana laporan minggu kemaren" ucap Rama datar.
Silla memberikan dan menyodorkan proposal itu ke Rama.
"Taruh diatas meja" Ucap Rama dingin.
Silla melangkah lesu.
"Sil,besok atur pertemuan dengan pak Richat" Ucap Rama datar. Silla menoleh pada Rama
Dengan sigap Silla langsung menghubungi pak Richat.
Urusan pekerjaan memang Silla bisa diandalkan tapi Rama tidak boleh terlalu dekat pada Silla karena itu permintaan Silla.
Di cafetaria kantor Silla duduk menyendiri Ayumi tersenyum dan mendekatinya.
"Mengapa,,,,,! Kamu juga ga ikut kayak sebagian orang yang bilang aku penggoda Rama. Ayumi?" Tanya Silla langsung,Ayumi tersenyum.
"Siapa yang bilang gitu Sil,lagian seandainya benar kan itu urusan kamu Sill"Sambung Elsa yang baru datang dan duduk membawa makan siangnya.
"Kalian perlu tahu Rama itu temen kuliah ku dulu,bahkan aku sempet.....,ya udahlah ini cuma masalalu" timpal Silla seraya memberi penjelasan pada sahabat barunya itu.
"Oh,,,berarti bos Rama itu ada something gitu ya sama kamu..."Ucap Elsa sembarang
"Ya gitu dech,kita makan yuk.habis ini aku mau kelantai dasar aku mau lihat anak ku"
"kita boleh ikut ga Sil??".......
"Ya boleh dong kenapa nggak"
Sehabis makan mereka berjalan bersama kelantai dasar untuk menemui Judeo anak Silla.
Silla terkejut melihat Rama yang menggendong Judeo disana,Silla tidak enak hati karena ada Ayumi dan Elsa yang menemaninya.
Silla berubah jadi kaku, dan Rama demikian.
"Siang pak!" sapa Ayumi garing
"Siang ,Sill ini anak kamu,saya hanya untuk memastikan kalau daycare khusus kariawan saya ini bagus dan baik-baik saja karena itu saya kesini untuk memastikannya" Rama mencari alasan walau tetap mencurigakan Ayumi dan. Elsa yang saling menatap.
Dengan kikuk Silla mengambil Judeo dari tangan Rama.dan Rama berlalu dari mereka.
"calon papa Judeo tuch,Sill" Goda Elsa.
"Mulai dech,,,, " Ujar Silla tersipu.
" Tapi,jauh banget Sifat pak Rama yang dulu Sil,kita tuk tegur dia aja takut.Pokoknya beda banget dech sama tuch big boss!" Ujar Ayumi antusias.
" Ya udahlah ladies,itu kan dulu.Yang pasti aku ga mau berurusan sama Rama ntar gue lagi yang kena breaking oleh ibu Vite."
"Jadi loh takut Sill," ujar Ayumi
Silla tersenyum kikuk mendengar ocean Ayumi dan Elsa.
Mereka pun kembali bekerja di bidang mereka masing-masing.
"Ram,kenapa kamu menggendong Judeo tadi Ram,aku ga enak sama Ayumi dan Elsa tadi Ram"
"Mulai,dech Sill,kamu baper lagi" ujar Rama santai.
"Bukan itu maksud aku Ram,"
"Vite,???......kamu takut sama dia Karena cuma Vite yang selalu iseng disini.Udah dong Sil,Tolong jangan terlalu masukin dihati kamu."Ucap Rama gusar.
"Tolonglah Ram,aku bingung sebaiknya,,,,,atau aku berhenti aja kerjanya aku ga kuat kalau senior aku ga suka sama aku hanya karena aku dekat dengan bos aku.Ram"
"Sil,aku ga bisa bohongin perasaan aku ke kamu lagi,perasaan aku ke kamu masih sama seperti yang dulu Sil" Ucap Rama pasti.
Silla terkejut seperti ada bola petir yang menyambar dirinya
dengan ucapan Rama tentang isi hatinya akan perasaannya dulu.
"Kamu udah gila Ram,jangan buat aku takut sama kamu Ram" Ucap Silla panik.
Tiba-tiba Rama tertawa terbahak-bahak " Tolong dong Sill,aku ga habis pikir ngelihat muka kamu itu.Aku bercanda lagi Sill"ucap Rama tertawa.Silla Spontan mencubit perut Rama rata itu.
"Awas ya,kamu Ram...,"
"Kalau beneran juga gak apa kan Sill"Ucap Rama pelan.
"Mulai lagi dech kamu Ram"
"Sill,kenapa ya kamu tuch jadi baperan gini sich Sil"
"Aku takut aja,Ram" Ujar Silla pelan.
"Kamu gak boleh takut " Ucap Rama memegang pundaknya dengan kedua tangannya.Sejenak Silla tertegun menatap Rama tapi cepat -cepat dia alihkan penglihatannya kelain arah.
" Ya, udah Ram,aku mau fokus kerja dulu,biar besok kerjanya lebih santai"
Silla dan Rama pun bekerja seperti biasanya.
Sepulang kerja seperti biasa Silla kelantai dasar dulu untuk menjemput Judeo,ya inilah rutinitasnya Silla sekarang
Silla pulang dengan mini coperrnya itu beserta Judeo anak sematawayangnya itu.
Dia mampir ke supernarket untuk membeli susu dan bubur instan untuk Judeo,karena awal bulan besok Judeo sudah belajar makan pertamanya.
Entah mengapa matanya mengarah kesuatu tempat yang membuat Silla bertemu dengan Nalon dan Asti bak pengantin baru dilihatnya itu.
Terbelalak matanya seakan ingin membuang jauh-jauh penglihatannya itu.
Laki-laki tampan itu yang sudah memberi dia seorang anak yang tampan pula itu.
Tak ada bedanya Silla lihat Nalon masih yang sama laki-laki yang parasnya membuat luluhlantak mata Silla dibuatnya.
Entah,mengapa air yang jatuh dipipinya tidak permisi lagi dengan pemiliknya itu.
Nalon berusaha mencegah kepergian Silla,Tapi Silla menepiskan tangannya.
"Tunggu aku dipengadilan AGAMA"
Ucap Silla sangat kecewa seharusnya dia minta maaf,atau mencari tahu kemana di dan anaknya.Percuma ini percuma untuk dipertahankan oleh silla.
Secepat kilat dia ayunkan langkah kakinya sambil menggendong Judeo keparkiran mobilnya.
Air matanya tak terbendung lagi,rasa sakit di hatinya sudah melampaui batas kesabarannya.
Silla yakin dengan keputusan untuk berpisah dengan Nalon.
Bersambung.....