"Makan siang yuk, aku yang traktir." Sari sedikit ragu haruskah dia menerima tawaran Arham tersebut. Apalagi saat ini adalah tanggal tua. Sari seperti merasa segan untuk ini.
Tapi Sari lantas menggeleng menolak dengan tegas apa yang menjadi keinginan kekasihnya itu.
"Kenapa?" tanya Arham dengan kening berkerut.
"Kita makan siang tapi aku yang bayarin, oke?" sari berusaha untuk melakukan negosiasi dengan Arham. Jika kemarin-kemarin Arham dengan mudahnya akan mengalah kali ini lain ceritanya. Arham akan tetap keras mempertahankan keputusannya.
"Aku ada uangnya, kok," ucap Arham dengan tegas. Ia sampai mengeluarkan dompetnya kemudian memperlihatkan isi dompetnya tersebut pada Sari, sang kekasih hati.
Ada sekitar 10 lembar uang pecahan 50 ribu di sana. Tapi Sari mendorong dompet Arham. "Pakai uangku saja. Kamu itu tulang punggung keluarga." Jika ada hal yang tak bisa untuk Arham taklukkan itu hanyalah sikap keras kepala seorang Sari Indah Purnama.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com