Rong Jia Luo mengerutkan kening seraya bersandar di sandaran kabin kereta. Sejak ia pulih, ada banyak kilasan bayang-bayang kabur di benaknya, tetapi ia tidak bisa mengingat semua memorinya.
Rong Che menatapnya dengan penuh perhatian dan bertanya, "Saudaraku, bagaimana keadaanmu?"
Rong Jia Luo menggelengkan kepalanya sedikit, "Aku baik-baik saja."
Rong Che menghela napas, "Untungnya Nona Gu ada di sana. Kalau tidak, kau pasti sudah mati."
Rong Jia Luo menghela napas, "Ya, untungnya dia ada di sana. Dia adalah bintang keberuntungan kita. Kalau tidak, aku bahkan tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi ... Aku akan mengungkapkan rasa terima kasihku padanya dengan selayaknya kelak." Ia berutang budi terlalu banyak kepada Gu Xi Jiu.
Rong Che tersenyum, "Jangan khawatir Saudaraku, aku juga akan membantumu untuk berterima kasih padanya kelak."
Rong Jia Luo tertegun dan mengerutkan kening, "Aku hanya melakukan bagianku, mengapa kau ...."
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com