Nizar berjalan membuka pintu kamarnya.
"Mmmmmuah.."
Lumatan lidah menyambar masuk ke dalam mulutnya Nizar sambil memeluk tubuhnya.
Mereka berdua berjalan ke Double Bed sambil tetap menempelkan kedua bibir. Secara perlahan Dimas menjatuhkan tubuh langsing kekasihnya diatas springbed lalu menindihnya.
Kedua bibir mereka berdua saling menyambar tetap menempel, saling menjilati ke setiap titik-titik sensitifnya secara bergantian dan bersamaan. Berganti posisi ke atas dan ke bawah, saling bergantian. Terlihat benar-benar sangat menikmati.
Tidak ada titik sensitif yang mereka berdua lewati sama sekali. Sebuah remasan, desahan manja, erangan Nizar ketika Ia menerima hentakan demi hentakan rudal, sambil menikmati jilatan lidah yang menggelosor di leher dan tubuh langsingnya, tak dapat di pungkiri terlihat sangat menggairahkan.
Sesekali Nizar menggeliatkan tubuh langsingnya, mendesah, mengerang sedikit kesakitan bercampur nikmat. Setiap kali Nizar mendesah manja, teriak sambil menggeliatkan tubuh langsingnya, dengan buasnya Dimas menghujam, menghentakan dan terus menggerayang menghabisi titik kenikmatannya. Sesekali Dimas membuat goyangan-goyangan santai sambil menghujam rudalnya di dalam goa sempit kekasihnya yang membuat kekasihnya mendesah manja dan mengerang terlihat sangat menikmatinya.
Berbagai macam gaya duduk, berdiri, di angkat sambil berdiri lalu di naik turunkan tubuh langsing itu, Dimas benar-benar menghabisi tubuh langsing kekasihnya itu sangat buas.
Nizar pun terlihat benar-benar sangat menikmatinya. Sambil di angkat di gulang-guling, di bolak-balik, di hentak oleh kekasihnya yang kekar itu, belut hitamnya Nizar berdiri kokoh tegak.
Sesekali tubuh langsing itu berada diatas lalu menggoyangkan pinggulnya naik turun di atas rudal kekasihnya dengan kondisi belut hitamnya yang tetap berdiri.
Setelah satu jam kemudian mereka berdua berhubungan, hingga akhirnya keduanya Orgasme, Klimaks dan sama-sama mengeluarkan lendir kentalnya.
Dimas mengeluarkan lahar panas kentalnya ke dalam goa sempit yang panas, gelap dan berduri itu. Sementara Nizar memuntahkan lahar panasnya yang beraromakan timun itu di atas tubuh kekar kekasihnya.
Sejenak setelah kegiatan memanas itu selesai, mereka berdua membersihkan kedua tubuhnya dengan tisyu basah.
*****
Sekarang mereka berdua sedang tiduran miring saling bertatapan. Nizar rebahan miring sambil menyangga kepalanya dengan satu tangan kanannya. Dimas rebahan miring sambil menyangga kepalanya dengan tangan kirinya. Kaki kirinya Nizar di apit oleh kedua kaki kekasihnya dengan kedua tubuh mereka yang saling bertempelan. Satu tangannya Dimas memegang tubuh langsing kekasihnya.
"Makasih ya sayang?" Ucap Dimas sambil mengadukan hidungnya dengan kekasihnya.
"Sama-sama sayang.." Ucap Nizar sambil mengadukan hidung sedikit mancungnya.
Dimas memejamkan matanya, Ia menjulurkan lidahnya.
LLLLLL.. Beberapa detik setelah beradu lidah ular di luar.
"Sayang.." Ucap Nizar sambil mengelus pipi kekasihnya yang sedang menatapnya.
"Iya Dedeeek." Ucap Dimas sambil tetap memegang tubuh langsing kekasihnya yang masih rebahan miring dan tetap saling bertatapan.
"Jangan lama-lama ya sayang ke luar kotanya?" Ucap Nizar dengan nada sedih.
"Iya Dedek, sudah kayak tidak biasanya saja kamu di tinggalin sama abang Dedekku sayang." Ucap Dimas.
"Kamu pasti tidak kuat di tinggal lama sama Rudal abang atau tidak kuat berpisah dengan abang Dedek sayang?" Ucap Dimas kembali.
"Aku gak kangen sama keduanya." Ucap Nizar.
"Yakin kamu tidak kangen?" Ucap Dimas.
"Iya, aku tidak kangen sama sekali." Ucap Nizar.
"Kalau abang nyari yang baru boleh tidak Dedek?"
"Hmm.. Siap-siap aja aku cincang sosis kamu itu."
"Uduuuh, mmmuach.." Ucap Dimas sambil mengelus kepalanya Nizar lalu mencium bibirnya.
"Nanti aku VC ke kamu ya Dedek, buat setorin sosis abang ini. Biar kamu tidak curiga mulu ke abang ya?"
"Hmm.. tumben kamu mau VC?" Nizar sedikit curiga karena tidak seperti biasanya Dimas mendadak akan VC bersama dengan Nizar disaat di Luar Kota nanti.
"Emangnya kenapa Dedek? Tidak boleh ya, abang ngajak VC sama kamu?" Ucap Dimas.
"Siapa bilang gak boleh." Ucap Nizar sedikit menutupi rasa kecurigaannya.
"Boleh banget koq sayang, aku merasa seneng malah kalau kamu nanti VC. Selama ini kan kamu terus yang mengintip aku lewat CCTV. Sementara aku tidak bisa mengintip kegiatan mamu di Luar Kota." Ucap Nizar.
"Hehe.." Dimas tertawa.
"Sayang aku boleh minta sesuatu gak?"
"Minta apa Dedek?"
"Tapi kamu jangan marah ya?"
"Hmm.. kayaknya kamu akan meminta sesuatu yang aneh-aneh ini?"
"Gak koq. Bukan aneh-aneh."
"Terus kamu minta apa Dedek?"
"Nanti CCTV-nya aku matiin ya? Please boleh ya?"
"Mau ngapain kamu minta CCTV itu di matiin!"
"Aku mau mengajak Novi dan Apri untuk menginap. Biar aku tidak kesepian kalo lagi di kamar sendirian. Biar aku ada temen ngobrol buat curhat. Boleh ya sayang, please?" Ucap Nizar memohon.
"Benar kamu tidak akan membawa Pria lain kesitu?"
"Beneran tidak koq sayang. Ngapain aku bawa Pria lain. Punya kamu aja gak habis-habis." Ucap Nizar merajuk kekasihnya.
"Mmmmuach," Dimas mengecup kening Nizar.
"Boleh sayang. Tapi jangan lama-lama matiin CCTV-nya biar aku bisa melihat tubuh langsing kamu itu." Ucap Dimas.
"Makasih ya sayang.. Mmmmuach.."
"Sama-sama Dedek ku sayang.."
"Haaah.." Nizar merebahkan tubuhnya ke arah atap sambil mengeluarkan satu kakinya yang sedang di apit kedua kaki kekasihnya.
Sejenak Dimas mendudukkan tubuh kekarnya lalu menyender ke kedua bantal yang di tumpuk. Dimas mengambil sebatang rokok lalu membakarnya. Nizar menaikkan kepalanya di atas rudalnya Dimas sambil menatap wajah kekasihnya yang tampan garang yang sedang menghisap rokok. Satu tangannya Dimas mengelus kepalanya Nizar.
"Bulu ketiak kamu cepet banget panjang dan lebatnya sih sayang?" Ucap Nizar sambil memainkan bulu ketiaknya.
"Masa sih Dedek." Dimas mengangkat tangannya untuk membuka lebar ketiaknya.
"Slurp.." Lidah ularnya Nizar menyambar ketiaknya Dimas.
"Ahh.." Dimas mendesah.
"Sayang!" Ucap Dimas sambil menghembuskan rokok.
"Hehe, kena tipu." Ucap Nizar sambil rebahan di atas rudalnya Dimas kembali yang sudah terbangun karena sedikit rangsangan dari Nizar barusan.
"Jangan nakal deh belut kamu itu. Bergerak-gerak mulu." Ucap Nizar.
"Awas ya? Kalo kamu mancing lagi. Abang tidak akan kasih ampun." Ucap Dimas sambil tetap merokok.
"Hehe.. Aku sangat suka kalau melihat wajah kamu terlihat garang gitu. Bikin nafsu." Ucap Nizar yang melihat raut wajahnya Dimas sedikit mengerutkan keningnya.
"Masa?" Dimas meledek.
"Eh gak ding. Sedikit pun aku tidak suka sama kamu." Nizar berbalik meledek.
"Terus kamu sukanya siapa?"
"Sama pemilik rudal yang selalu memuaskan aku."
"Rudalnya siapa?"
"Rudalnya orang."
"Hmm. Orang siapa Dedek?" Ucap Dimas tegas.
"Orang yang gagah, kekar, garang, yang sering ninggalin aku terus." Ucap Nizar.
"Hmm.. Jadi maksud kamu?"
"Ah males udah di kasih koding jelas kayak gitu masih bertanya mulu."
"Iya, iya aku tahu koq Dedek. Jangan cemberut gitu ah. Nanti ilang bibir sexy dan wajah gantengnya."
"Bisa aja kamu menghina aku."
"Kita bobok ya sayang.." Ucap Dimas sambil mematikan rokoknya.
Sejenak Dimas meluruskan tubuh kekarnya. Nizar mendaratkan kepalanya diatas dadanya yang bidang. Dimas mengelus kepalanya Nizar sambil memeluk tubuh langsing kekasihnya dengan satu tangannya. Sesekali Dimas mengecup kepalanya Nizar sambil tetap mengelus kepalanya. Terkadang Dimas tersenyum sendiri sambil melihat kekasihnya yang sedang tidur tenang diatas dadanya.
"Good Night ya Dedek. Mmmuach.."