webnovel

Secret Love for Secret Admirer

Tak pernah terpikirkan, apa yang menjadi kesukaanmu aku juga menyukainya. Tanpa sadar, aku selalu menuruti nasihat dan perintahmu. Lama-lama, aku tahu artinya bahwa itu semua hanyalah sebuah keinginan agar diakui untuk menjadi lebih dari seorang sahabatmu. Aku, sebagai pengagum rahasia, yang menyukaimu secara diam-diam. (Nadia Naraya) Rasa simpati dan sebuah ketertarikan biasa. Itulah yang aku rasakan saat pertama kali melihatmu. Aku tak tahu sejak kapan rasa itu sedikit demi sedikit berubah menjadi rasa penasaran dan selalu ingin tahu tentangmu. Katakan saja, kalau ini adalah sebuah cinta rahasia untuk seorang pengagum rahasia. Lupakan perasaanmu darinya dan berbaliklah menyukaiku. (Fauzan Narendra) Nadia memendam perasaan pada sahabatnya - Agra - hampir selama enam semester terakhir sejak mereka bersahabat. Sayangnya, saat Nadia ingin mengungkapkan perasaannya, bertepatan dengan itu, Agra bercerita bahwa ia sudah memiliki kekasih. Nadia tidak bisa menghindar begitu mudah, karena ia terjebak di dalam satu proyek dengan Agra cukup lama. Inilah yang bisa dilakukan Nadia, mengagumi dalam diam. Saat Nadia sudah mencapai puncak kegalauannya, seorang laki-laki bernama Fauzan datang ke dalam hidupnya. Nadia pikir, ia baru pertama kali bertemu laki-laki ini. Namun, ternyata Fauzan sudah mengenalnya sejak dua tahun lalu. Fauzan muncul begitu saja saat Agra menghilang menangani proyek dosen selama beberapa bulan. Fauzan bilang bahwa ia menyukai Nadia. Lantas, apa yang akan Nadia lakukan selanjutnya? Cover by : Diarra_design Follow me on Instagram : @NurulAyuHapsary

N_Ayu_Hapsary · Urban
Zu wenig Bewertungen
372 Chs

Don't Lose Fauzan

"Nad?" sapa Mika begitu baru datang di gazebo fakultas. Nadia menoleh ke arah Mika. Ia tersenyum menyambut Mika. Mika duduk di sebelahnya, setelah menaruh laptopnya.

"Tumben, telat?" tanya Nadia.

"Maaf," kata Mika setengah tergesa. "Tadi, aku sedang ketemu dosenku. Beliau lama sekali revisinya. Banyak yang musti diganti," ujar Mika dengan wajah setengah linglung.

Mika duduk dan melipat tangannya. Kemudian, ia menaruh wajahnya di meja dan menundukkan kepalanya dengan menopangkan di atas tangannya yang terlipat. Nadia memperhatikannya. Sepertinya sedang kelelahan sekali. Nadia hanya menggelengkan kepalanya sembari tersenyum pada Mika.

"Ya sudah. Kalau begitu, istirahat saja dulu," kata Nadia.

Nadia kemudian kembali fokus untuk mengerjakan skripsinya. Mika perlahan mengangkat kepalanya. Ia melihat wajah Nadia.

"Eh, Nad?" panggil Mika. "Ngomong-ngomong, wajahmu sudah sembuh, ya? Apa kamu sudah periksa ke dokter?" tanya Mika lagi.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com