Nadia berjalan di koridor di lantai dua. Ia berjalan dengan lemas, tidak bersemangat. Saat itu, di depannya, ada kantor pak Gunawan. Nadia akan melewatinya.
Saat sudah berada di depan kantor pak Gunawan, Nadia mengintip dari arah luar. Dilihatnya, pak Gunawan sedang melihat-lihat lembaran kertas yang bertumpuk. Memeriksanya satu persatu.
Nadia menghela nafasnya. Ia kepikiran dengan kalimat pak Gunawan yang sudah menawarinya bantuan itu. Apa yang harus dilakukannya?
Bahkan sampai sekaranga, Fauzan masih belum mendaftar juga. Tentu saja karena masalah yang sedang dijalaninya. Padahal, waktu turnamen judo hanya tinggal beberapa hari ke depan.
"Nadia?"
Nadia tersentak kaget begitu mendengar suaranya dipanggil. Pak Gunawan baru saja memanggilnya. Nadia menoleh ke arah pak Gunawan. Kenapa ia melamun di sini tadi? Pikir Nadia malu.
Nadia melihat ke arah pak Gunawan. Pak Gunawan menatapnya dan memperhatikannya. Nadia hanya bisa tersenyum dan menundukkan kepalanya dengan canggung.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com