webnovel

Secret Love for Secret Admirer

Tak pernah terpikirkan, apa yang menjadi kesukaanmu aku juga menyukainya. Tanpa sadar, aku selalu menuruti nasihat dan perintahmu. Lama-lama, aku tahu artinya bahwa itu semua hanyalah sebuah keinginan agar diakui untuk menjadi lebih dari seorang sahabatmu. Aku, sebagai pengagum rahasia, yang menyukaimu secara diam-diam. (Nadia Naraya) Rasa simpati dan sebuah ketertarikan biasa. Itulah yang aku rasakan saat pertama kali melihatmu. Aku tak tahu sejak kapan rasa itu sedikit demi sedikit berubah menjadi rasa penasaran dan selalu ingin tahu tentangmu. Katakan saja, kalau ini adalah sebuah cinta rahasia untuk seorang pengagum rahasia. Lupakan perasaanmu darinya dan berbaliklah menyukaiku. (Fauzan Narendra) Nadia memendam perasaan pada sahabatnya - Agra - hampir selama enam semester terakhir sejak mereka bersahabat. Sayangnya, saat Nadia ingin mengungkapkan perasaannya, bertepatan dengan itu, Agra bercerita bahwa ia sudah memiliki kekasih. Nadia tidak bisa menghindar begitu mudah, karena ia terjebak di dalam satu proyek dengan Agra cukup lama. Inilah yang bisa dilakukan Nadia, mengagumi dalam diam. Saat Nadia sudah mencapai puncak kegalauannya, seorang laki-laki bernama Fauzan datang ke dalam hidupnya. Nadia pikir, ia baru pertama kali bertemu laki-laki ini. Namun, ternyata Fauzan sudah mengenalnya sejak dua tahun lalu. Fauzan muncul begitu saja saat Agra menghilang menangani proyek dosen selama beberapa bulan. Fauzan bilang bahwa ia menyukai Nadia. Lantas, apa yang akan Nadia lakukan selanjutnya? Cover by : Diarra_design Follow me on Instagram : @NurulAyuHapsary

N_Ayu_Hapsary · Urban
Zu wenig Bewertungen
372 Chs

71. Message from Dicky

Nadia yang masih terkejut dengan membelalakkan kedua matanya itu. Ia menatap Mika yang membawa ponselnya. Nadia segera duduk dengan cepat.

Mika memberikan ponsel pada Nadia. Nadia lalu menyambar ponsel yang ada di tangan Mika. Untuk memastikannya, ia melihat layar ponsel itu.

Benar. Ada nama Dicky yang sedang memanggilnya. Tadi, saat dia bertemu dengan Dicky di tempat latihan, Nadia berpesan bahwa tolong menghubunginya jika Fauzan sudah datang atau Dicky sudah bertemu dengan Fauzan.

Klek.

"Halo?" sapa Nadia pada Dicky stelah mengangkat panggilan ponselnya dan menempelkannya di telinganya.

"Halo, Nadia?" balas Dicky pada Nadia.

"Apa kamu sudah bertemu dengan Fauzan, Dick?!" tanya Nadia segera.

Bahkan sebelum Dicky sempat mengatakan apapun juga. Nadia terlihat sangat terburu-buru. Ini bukan salahnya. Dia hanya menuruti kata hatinya yang sudah tidak sabar ingin tahu soal Fauzan.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com