Nadia berjalan ke arah tempat yang kembali sangat familiar. Jalanan yang selalu membuatnya antusias setiap kali ke sini. Tempat latihan Fauzan, tentu saja.
Nadia kembali memberanikan dirinya. Ia kembali dalam fase membulatkan tekadnya untuk bisa menemui Fauzan. Kali ini, ia sudah tidak lagi merasa galau. Dirinya sudah yakin dengan apa yang akan dilakukannya.
Nadia yang baru saja turun dari angkutan umum itu, menyeberang ke arah lawan jalan raya. Ia lalu berjalan sampai ada di depan gedung tempat latihan Fauzan.
Sebenarnya, saat ia baru saja turun dari sini, ia tidak yakin apa dirinya akan bertemu dengan Fauzan atau tidak.
Meskipun ia belum melihat wajah Fauzan di malam kebakaran itu terjadi. Meskipun sampai saat ini, Fauzan masih belum bisa dihubungi. Tapi, ia hanya memiliki keyakinan bahwa Fauzan memang yang sudah menyelamatkam dirinya.
Nadia pikir Fauzan masih marah padanya. Ia pikir, Fauzan sudah sama sekali tidak peduli padanya. Tapi ternyata tidak.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com