webnovel

Secret Love for Secret Admirer

Tak pernah terpikirkan, apa yang menjadi kesukaanmu aku juga menyukainya. Tanpa sadar, aku selalu menuruti nasihat dan perintahmu. Lama-lama, aku tahu artinya bahwa itu semua hanyalah sebuah keinginan agar diakui untuk menjadi lebih dari seorang sahabatmu. Aku, sebagai pengagum rahasia, yang menyukaimu secara diam-diam. (Nadia Naraya) Rasa simpati dan sebuah ketertarikan biasa. Itulah yang aku rasakan saat pertama kali melihatmu. Aku tak tahu sejak kapan rasa itu sedikit demi sedikit berubah menjadi rasa penasaran dan selalu ingin tahu tentangmu. Katakan saja, kalau ini adalah sebuah cinta rahasia untuk seorang pengagum rahasia. Lupakan perasaanmu darinya dan berbaliklah menyukaiku. (Fauzan Narendra) Nadia memendam perasaan pada sahabatnya - Agra - hampir selama enam semester terakhir sejak mereka bersahabat. Sayangnya, saat Nadia ingin mengungkapkan perasaannya, bertepatan dengan itu, Agra bercerita bahwa ia sudah memiliki kekasih. Nadia tidak bisa menghindar begitu mudah, karena ia terjebak di dalam satu proyek dengan Agra cukup lama. Inilah yang bisa dilakukan Nadia, mengagumi dalam diam. Saat Nadia sudah mencapai puncak kegalauannya, seorang laki-laki bernama Fauzan datang ke dalam hidupnya. Nadia pikir, ia baru pertama kali bertemu laki-laki ini. Namun, ternyata Fauzan sudah mengenalnya sejak dua tahun lalu. Fauzan muncul begitu saja saat Agra menghilang menangani proyek dosen selama beberapa bulan. Fauzan bilang bahwa ia menyukai Nadia. Lantas, apa yang akan Nadia lakukan selanjutnya? Cover by : Diarra_design Follow me on Instagram : @NurulAyuHapsary

N_Ayu_Hapsary · Urban
Zu wenig Bewertungen
372 Chs

358. Nice Idea

Nadia membuka pintu kamarnya. Setelah itu, ia melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamarnya dengan mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil yang dikalungkan di lehernya. Setelah dirasa sudah tidak terlalu basah, Nadia meletakkan handuk kecilnya di dekat jendela kamarnya.

Drrrrt...Drrrrt...Drrrrt...

Suara getaran ponsel terdengar setelah Nadia meletakkan handuknya. Ia menoleh ke arah meja di mana ponselnya diletakkan di sana. Nadia mengkerutkan keningnya sebentar. Memangnya siapa yang menghubunginya malam-malam begini?

Nadia berjalan ke arah ponselnya. Ia lalu mengambil ponselnya. Melihat layar ponselnya, ada nama kekasihnya. Nadia tidak pikir panjang.

Nadia segera menggeser kursor warna hijau di layar ponselnya. Di sana, lalu ia menempelkan ponselnya ke telinganya. Mendengarkan dulu suara Fauzan yang sudah menghubunginya.

"Halo?" Benar adanya, suara Fauzan sedang berbicara pada Nadia.

"Halo, Zan? Ada apa?" tanya Nadia pada Fauzan.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com