webnovel

Secret Love for Secret Admirer

Tak pernah terpikirkan, apa yang menjadi kesukaanmu aku juga menyukainya. Tanpa sadar, aku selalu menuruti nasihat dan perintahmu. Lama-lama, aku tahu artinya bahwa itu semua hanyalah sebuah keinginan agar diakui untuk menjadi lebih dari seorang sahabatmu. Aku, sebagai pengagum rahasia, yang menyukaimu secara diam-diam. (Nadia Naraya) Rasa simpati dan sebuah ketertarikan biasa. Itulah yang aku rasakan saat pertama kali melihatmu. Aku tak tahu sejak kapan rasa itu sedikit demi sedikit berubah menjadi rasa penasaran dan selalu ingin tahu tentangmu. Katakan saja, kalau ini adalah sebuah cinta rahasia untuk seorang pengagum rahasia. Lupakan perasaanmu darinya dan berbaliklah menyukaiku. (Fauzan Narendra) Nadia memendam perasaan pada sahabatnya - Agra - hampir selama enam semester terakhir sejak mereka bersahabat. Sayangnya, saat Nadia ingin mengungkapkan perasaannya, bertepatan dengan itu, Agra bercerita bahwa ia sudah memiliki kekasih. Nadia tidak bisa menghindar begitu mudah, karena ia terjebak di dalam satu proyek dengan Agra cukup lama. Inilah yang bisa dilakukan Nadia, mengagumi dalam diam. Saat Nadia sudah mencapai puncak kegalauannya, seorang laki-laki bernama Fauzan datang ke dalam hidupnya. Nadia pikir, ia baru pertama kali bertemu laki-laki ini. Namun, ternyata Fauzan sudah mengenalnya sejak dua tahun lalu. Fauzan muncul begitu saja saat Agra menghilang menangani proyek dosen selama beberapa bulan. Fauzan bilang bahwa ia menyukai Nadia. Lantas, apa yang akan Nadia lakukan selanjutnya? Cover by : Diarra_design Follow me on Instagram : @NurulAyuHapsary

N_Ayu_Hapsary · Urban
Zu wenig Bewertungen
372 Chs

324. Same Feeling

Nadia berkonsentrasi di depan laptopnya. Dia dari tadi memang hanya fokus melihat data-data kantor yang dikerjakannya. Di sana, dia belajar banyak untuk menyiapkan pekerjaannya besok.

Drrrt...Drrrt...Drrrt...

Tiba-tiba saja, ponselnya yang ia taruh di samping laptopnya, bergetar. Nadia melihat ke arah ponselnya. Di sana, sudah tentu ia melihat bahwa Fauzan yang sudah menghubunginya.

Nadia menghela nafasnya. Dia mengambil ponselnya. Tetap hanya dengan melihatnya. Tidak segera mengangkatnya.

Nadia kemudian melihat waktu di layar ponselnya. Sudah sejak satu jam yang lalu, setelah Mika pergi dari kamarnya. Nadia berpikir, pasti sekarang Fauzan sudah ada di rumah.

Ponsel yang dipegang Nadia masih terus saja bergetar. Ia dari tadi tidak mengangkatnya. Sampai panggilan dari Fauzan itu, mati kembali.

Nadia menjauhkan ponselnya kembali di meja. Ia memang berniat untuk tidak mengangkatnya. Ia kembali melihat laptopnya.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com