webnovel

Secret Love for Secret Admirer

Tak pernah terpikirkan, apa yang menjadi kesukaanmu aku juga menyukainya. Tanpa sadar, aku selalu menuruti nasihat dan perintahmu. Lama-lama, aku tahu artinya bahwa itu semua hanyalah sebuah keinginan agar diakui untuk menjadi lebih dari seorang sahabatmu. Aku, sebagai pengagum rahasia, yang menyukaimu secara diam-diam. (Nadia Naraya) Rasa simpati dan sebuah ketertarikan biasa. Itulah yang aku rasakan saat pertama kali melihatmu. Aku tak tahu sejak kapan rasa itu sedikit demi sedikit berubah menjadi rasa penasaran dan selalu ingin tahu tentangmu. Katakan saja, kalau ini adalah sebuah cinta rahasia untuk seorang pengagum rahasia. Lupakan perasaanmu darinya dan berbaliklah menyukaiku. (Fauzan Narendra) Nadia memendam perasaan pada sahabatnya - Agra - hampir selama enam semester terakhir sejak mereka bersahabat. Sayangnya, saat Nadia ingin mengungkapkan perasaannya, bertepatan dengan itu, Agra bercerita bahwa ia sudah memiliki kekasih. Nadia tidak bisa menghindar begitu mudah, karena ia terjebak di dalam satu proyek dengan Agra cukup lama. Inilah yang bisa dilakukan Nadia, mengagumi dalam diam. Saat Nadia sudah mencapai puncak kegalauannya, seorang laki-laki bernama Fauzan datang ke dalam hidupnya. Nadia pikir, ia baru pertama kali bertemu laki-laki ini. Namun, ternyata Fauzan sudah mengenalnya sejak dua tahun lalu. Fauzan muncul begitu saja saat Agra menghilang menangani proyek dosen selama beberapa bulan. Fauzan bilang bahwa ia menyukai Nadia. Lantas, apa yang akan Nadia lakukan selanjutnya? Cover by : Diarra_design Follow me on Instagram : @NurulAyuHapsary

N_Ayu_Hapsary · Urban
Zu wenig Bewertungen
372 Chs

304. Initial Goal

Fauzan dan Nadia duduk-duduk di bangku panjang di sebuah taman kota. Setelah Fauzan bekerja, Fauzan memang sudah sangat jarang melatih junior judoka untuk berlatih. Lagi pula, dia juga sudah memasrahkan pada Dicky untuk melatih mereka semua. Meskipun, Dicky merasa tidak sepintar Fauzan, tapi paling tidak Dicky tahu semua dasar-dasarnya.

Fauzan dan Nadia menikmati jasa dingin yang sejuk di taman kota itu. Mereka sedang menikmati semilirnya angin malam. Rasanya sangat sejuk sekali.

Nadia dari tadi tersenyum-senyum sendiri. Fauzan lalu melihat ke arahnya. Ia memicingkan matanya ke arah Nadia.

"Aktingmu benar-benar bagus, ya?" ujar Fauzan yang masih memicingkan matanya pada Nadia.

Nadia juga menoleh ke arah Fauzan. Ia lalu terkekeh pelan. Sambil menutupi mulutnya dengan salah satu tangannya.

"Hehe... Maafkan aku," kata Nadia masih dengan terkekeh.

"Aku benar-benar berpikir kalau kamu marah tadi," kata Fauzan lagi.