webnovel

Secret Love for Secret Admirer

Tak pernah terpikirkan, apa yang menjadi kesukaanmu aku juga menyukainya. Tanpa sadar, aku selalu menuruti nasihat dan perintahmu. Lama-lama, aku tahu artinya bahwa itu semua hanyalah sebuah keinginan agar diakui untuk menjadi lebih dari seorang sahabatmu. Aku, sebagai pengagum rahasia, yang menyukaimu secara diam-diam. (Nadia Naraya) Rasa simpati dan sebuah ketertarikan biasa. Itulah yang aku rasakan saat pertama kali melihatmu. Aku tak tahu sejak kapan rasa itu sedikit demi sedikit berubah menjadi rasa penasaran dan selalu ingin tahu tentangmu. Katakan saja, kalau ini adalah sebuah cinta rahasia untuk seorang pengagum rahasia. Lupakan perasaanmu darinya dan berbaliklah menyukaiku. (Fauzan Narendra) Nadia memendam perasaan pada sahabatnya - Agra - hampir selama enam semester terakhir sejak mereka bersahabat. Sayangnya, saat Nadia ingin mengungkapkan perasaannya, bertepatan dengan itu, Agra bercerita bahwa ia sudah memiliki kekasih. Nadia tidak bisa menghindar begitu mudah, karena ia terjebak di dalam satu proyek dengan Agra cukup lama. Inilah yang bisa dilakukan Nadia, mengagumi dalam diam. Saat Nadia sudah mencapai puncak kegalauannya, seorang laki-laki bernama Fauzan datang ke dalam hidupnya. Nadia pikir, ia baru pertama kali bertemu laki-laki ini. Namun, ternyata Fauzan sudah mengenalnya sejak dua tahun lalu. Fauzan muncul begitu saja saat Agra menghilang menangani proyek dosen selama beberapa bulan. Fauzan bilang bahwa ia menyukai Nadia. Lantas, apa yang akan Nadia lakukan selanjutnya? Cover by : Diarra_design Follow me on Instagram : @NurulAyuHapsary

N_Ayu_Hapsary · Urban
Zu wenig Bewertungen
372 Chs

158. Moved

Jam alarm membuat suara yang gaduh. Nadia membuka kedua matanya, dengan menyipitkan matanya, begitu mendengar suara alarm dari ponselnya yang diletakkan di sebelahnya. Dengan meraba-raba ranjang di sebelahnya, Nadia berusaha mencari ponselnya untuk mematikan alarm yang berdering.

Begitu sudah dapat ponsel di tangannya, Nadia yang masih menyipit itu mematikan alarmnya. Dilihatnya sudah pukul lima pagi.

Biasanya, setiap kali bangun, Nadia sudah bisa segera membuka kedua matanya dengan segar. Tapi, kali ini berbeda. Ia merasa berat di kedua matanya. Kepalanya juga pusing.

Ketika itu, Nadia teringat kejadian tadi malam. Tentu saja, setelah mendapat panggilan dari Fauzan itu, dia tidak bisa tidur. Bahkan, ia juga tidak bisa berkonsentrasi untuk menulis novel yang ia ingin tulis. Padahal, awalnya ia bisa menulis karena mendapat ide.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com