Zara tertawa saat melihat kehebohan keluarga angkatnya di ponselnya. Mereka benar-benar keluarga receh. Tangisan Belva dan teriakan sang Mama yang memarahi Ken benar-benar menghiburnya sekali. Kini Zara sedang berada di meja makan. Ia kelaparan malam malam begini. Dan karena tak ingin mengganggu waktu bibi yang sedang istirahat, ia memilih untuk memasak mie instan.
"Halo?"
Setelah suara gemerusuk tak jelas itu reda, Zara bisa melihat wajah Saka yang terpampang di layar ponselnya. Zara tersenyum tipis dan melambaikan tangannya ke arah layar.
"Kak!" Serunya menyapa.
Namun bukannya membalas senyumnya, Saka malah mengerucutkan bibirnya kesal.
"Kamu pergi nggak pamit ke kakak dulu. Masa main pergi gitu aja."
Dan Zara jelas tahu kalau lelaki itu sedang dalam mode ngambeknya. Gadis itu terkekeh pelan.
"Besok sepulang sekolah Zara ke rumah deh." Zara berujar begitu dengan lembut.
Saka menghela napasnya berat, "terus langsung pulang sampai jam berapa?" tanyanya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com