"Apakah di matamu hanya ada dia?" Ye Yan menatapnya dingin, "Sampai sekarang kamu masih memikirkannya?"
Lan Qianyu menundukkan kepalanya tanpa berani bicara. Dia tidak ingin bertengkar dengan Ye Yan di tempat seperti ini. Nanti yang mendapat malu bukan hanya Ye Yan, tapi dia sendiri pun akan ikut malu.
"Bicara!!!" Ye Yan mencengkeram tangan Lan Qianyu semakin erat. Bagi Ye Yan, diamnya Lan Qianyu itu berarti dia membenarkan tuduhannya tadi.
"Tidak…" Lan Qianyu menjawab pelan, dia hendak menjawab sekenanya saja.
"Tidak apa?" Ye Yan mendesaknya.
"Jangan ribut bisa tidak?" Lan Qianyu mengernyit.
"Tuan Muda, Tuan Besar sedang menunggu Anda di luar." Boxiao mengingatkannya secara halus.
Ye Yan pun tidak lagi mempersulit Lan Qianyu. Saat itu pintu elevator terbuka, Ye Yan merangkul Lan Qianyu dengan mesra, seakan-akan dia ingin mengumumkan kepemilikannya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com