"Leo?!!" Panggilku dengan kencang pada Leo yang entah kemana. Aku yang masih menggunakan handuk di tubuhku dengan sisa sabun yang terbilang masih banyak ini pun berjalan ke arah kasur Leo dan melirik ke arah luar jendela yang ternyata masih gelap. Astaga! Ada apa ini? Kenapa masih gelap? Bukannya tadi masih pagi ya? Terus Leo kemana?
Aku yang merasa panik dan ketakutan, segera mengambil handphone milikku yang ada di atas nakas kecil di samping kasurku. Dengan jantung yang berdetak kencang, aku mencoba menelephone Leo. Namun sambungan telephone nya tidak menyambung, sehingga aku beralih untuk menelephone Slavia. Dan lagi-lagi sambungannya tidak terhubung. Aku tidak memiliki jalan lain selain menelephone Fatur yang entah berada dimana, tetapi setidaknya aku bisa berbicara padanya dan meminta bantuan padanya bukan?
'Halo?' Dan syukurlah akhirnya Fatur mengangkat telephone ku.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com