webnovel

School of Persona

Bagaimana rasanya hidup sebagai remaja di tahun 2042-2043? Ditengah perkembangan zaman yang semakin pesat dan kompetitif? Mereka itulah yang disebut sebagai ‘Generasi Emas Indonesia 2045’. Berdirilah School of Persona (SP). Sebuah asrama yang dibangun sebagai tempat pembinaan kompetensi dan kepribadian para remaja SMA penerima Haikal Scholarship in Leadership (HSL). Penghuni asrama elit itu sangat heterogen, mereka dituntut untuk memahami berbagai perbedaan persona di dalamnya. Mereka memiliki sisi yang membanggakan, normal, hingga 'liar' secara bersamaan. Bukan kamuflase, itu hanya ukum tiga wajah; pribadi; keluarga; publik. Banyak persoalan, rahasia dan masalah muncul diantara mereka, lama kelamaan membesar, lalu meledak sebagai bom waktu. Lalu, mampukah mereka membangun diri sekaligus menghadapi tantangan besar generasi mereka itu? Unlock the answer by reading this story! ------ Halo, Readers! Selamat datang di novel keempat Aleyshia Wein. Konsep novel ini adalah Fiksi Realistik dengan sentuhan Literary Fiction. Meskipun demikian, sisi romantis akan tetap ada tipis-tipis, baik diantara para penghuni School of Persona, atau Adriana dan Haikal. Author menyarankan untuk terlebih dahulu membaca karya kedua Author yang berjudul 'Laboratory Doctor and Activist' untuk lebih dekat dengan karakter dan kisah Adriana Gerrie dan M. Faqih Haikal yang terbilang cukup filosofis mendasari berdirinya The School of Persona. Seperti biasa gaya bahasa akan cenderung teknis, dan beberapa istilah advanced akan dijelaskan dalam notes Author. Happy reading! Regards, Aleyshia Wein.

aleyshiawein · Teenager
Zu wenig Bewertungen
268 Chs

Word of Afirmation

Dhaiva mendelikkan matanya tajam pada Rendy yang kembali memakan baksonya. Seharusnya Dhaiva tidak kaget, karena paham kalau Rendy masih menaruh perasaan padanya, bahkan itu menjadi salah satu alasan kesekian kenapa mereka bisa sampai masuk ke kampus yang sama meski berbeda fakultas dan jurusan. Rendy, menurut Dhaiva selalu bisa menunjukkan perasaannya tanpa bicara, dan kali ini, Ia berbicara.

"Rend, Lo mau Kita ngulang konflik childish masa SMA?" tanyanya.

Rendy menggeleng, "Nope. Gue hanya mempertegas, tepatnya ... membantu Lo tegas pada diri sendiri. Kenapa Lo ngejar sesuatu, seseorang yang bahkan gak balas mengejar Lo?"

"Gak ada yang baik soal itu, Dhaiva," lanjutnya penuh keyakinan.

Dhaiva meneguk salivanya sendiri. Kalimat Rendy sangat menamparnya saat ini, sampai Ia tak bisa lagi berkata kata. Benar, Nalesha tak balas mengejarnya. Tapi kenapa Dhaiva harus segitu gigihnya, menganggap bahwa Nalesha mungkin sedang bersandiwara dengan alasan 'kebaikan' Dhaiva?

"Maaf ..."

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com