Tengah gugup bukan main, Anjani sampai menggigitu kuku-kuku jarinya. Kakinya di bawah tak berhenti bergerak, tanda kalau Ia benar-benar panik dalam posisinya duduk berhadapan dengan layar laptop. Ada Jerry disana, di ruang pertemuan virtual, sementara tak satupun orang rumah, bahkan Lilian yang diperkenankan masuk ke kamarnya untuk mengetahui hasil seleksi beasiswa yang Ia ajukan hari ini. Ya, hari ini pengumuman beasiswa itu, dan Anjani sudah tidak bisa tidur sejak kemarin meski Jerry sudah mengatakan untuk santai saja.
Ya Tuhan, Jer, siapa yang bisa tenang saja dalam menghadapi pengumuman mendebarkan? Pun ini akan menentukan arah pendidikan dan karir seorang Anjani kedepannya.
Namun Jerry memang niat, Ia sampai izin tidak mengikuti kegiatan forum mahasiswa Indonesia hanya untuk menemani Anjani dalam kepanikannya itu. Anjani tidak meminta, Ia malah menolak Jerry untuk menontonnya membuka website pengumuman, namun Ia kekeuh.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com