webnovel

School of Persona

Bagaimana rasanya hidup sebagai remaja di tahun 2042-2043? Ditengah perkembangan zaman yang semakin pesat dan kompetitif? Mereka itulah yang disebut sebagai ‘Generasi Emas Indonesia 2045’. Berdirilah School of Persona (SP). Sebuah asrama yang dibangun sebagai tempat pembinaan kompetensi dan kepribadian para remaja SMA penerima Haikal Scholarship in Leadership (HSL). Penghuni asrama elit itu sangat heterogen, mereka dituntut untuk memahami berbagai perbedaan persona di dalamnya. Mereka memiliki sisi yang membanggakan, normal, hingga 'liar' secara bersamaan. Bukan kamuflase, itu hanya ukum tiga wajah; pribadi; keluarga; publik. Banyak persoalan, rahasia dan masalah muncul diantara mereka, lama kelamaan membesar, lalu meledak sebagai bom waktu. Lalu, mampukah mereka membangun diri sekaligus menghadapi tantangan besar generasi mereka itu? Unlock the answer by reading this story! ------ Halo, Readers! Selamat datang di novel keempat Aleyshia Wein. Konsep novel ini adalah Fiksi Realistik dengan sentuhan Literary Fiction. Meskipun demikian, sisi romantis akan tetap ada tipis-tipis, baik diantara para penghuni School of Persona, atau Adriana dan Haikal. Author menyarankan untuk terlebih dahulu membaca karya kedua Author yang berjudul 'Laboratory Doctor and Activist' untuk lebih dekat dengan karakter dan kisah Adriana Gerrie dan M. Faqih Haikal yang terbilang cukup filosofis mendasari berdirinya The School of Persona. Seperti biasa gaya bahasa akan cenderung teknis, dan beberapa istilah advanced akan dijelaskan dalam notes Author. Happy reading! Regards, Aleyshia Wein.

aleyshiawein · Teenager
Zu wenig Bewertungen
268 Chs

Penelitian Tujuh Tahun

Saheera agak tergesa-gesa di kelas terakhirnya sore ini, sampai membuat Oryza, temannya yang duduk bersebelahan tadi heran. Pasalnya sejak awal perkuliahan, Saheera nampak gusar, tidak fokus penuh seperti biasanya. Gadis itu juga beberapa kali memeriksa ponsel, seperti ada yang penting untuk selalu dihubungi.

"Eh ini jam berapa sih, Za?" tanyanya.

"Jam setengah empat."

"Oh, masih setengah jam lagi rupanya. Oke."

"Mau kemana sih, Ra? Buru-buru banget?"

"Ke Auditorium, Bang Iqbaal sidang, Za. Gak boleh telat nih," ujarnya seraya menyampirkan tas selempangnya.

"Sidang? Sidang apa? Baru aja semester empat nih. Fast track?" Oryza setengah tak percaya.

Saheera menggeleng, "Bukan, ini sidang promosi penelitian dia, Za. Dari awal semester tiga kan udah dapet project tuh, itu udah selesai bulan lalu, dan sekarang ada peluang ekstensi project gitu, dari Singapore katanya, join sama NTU," jelasnya diluar kepala. Terdengar bangga sekali.

Oh jelas, Iqbaal itu kebanggannya.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com