Mata Jaseline semakin meneliti kamar luas milik Jessica ini. Yang sudah menjadi teman Jessi dalam mengeluarkan segala keluh kesahnya.
"Lo bisa ketemu sama papah setiap hari, bunda Alin juga. Kak Jeno juga, lo bisa merasakan bagaimana mereka menyayangi lo setiap hari. Bayangan gue dulu adalah lo diantar jemput setiap hari oleh kak Jeno, mau apapun akan dituruti olehnya, bahkan bertengkar pun hanya bertengkar kecil sebagaimana adik kakak lainnya," gumam Jaseline tak kuasa meneteskan air mata sebelum mengatakan hal selanjutnya.
"Tapi nyatanya saat gue berada tepat di samping lo. Menjadi saksi setiap moment yang terjadi dalam hidup lo. Gue tahu, bahwa untuk jadi seorang Jessica Afdhal Malika itu bukanlah hal yang mudah. Menjadi lo itu sama sekali bukan hal yang menyenangkan."
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com