webnovel

SAVE ME JUSEYO

Terlahir dengan luka yang begitu menjadikannya dewasa sebelum waktunya, membuat aleesha mengerti betapa kejamnya dunia mempermainkannya, tak ada yang mampu memahami betapa menyedihkan takdir yang sedang dilakoninya hari ini, besok, lusa dan mungkin untuk seumur hidupnya. Melihat tanpa terlihat, mendengar tanpa terdengar, meraba tanpa teraba, yang menyakitkan pada cerita ini adalah saat mencintai tanpa dicintai. Perihal cinta, ini tidak jauh beda menyakit dari luka kelam kehidupannya, pria berwibawa itu masih menjadi cinta pertamanya, mengagumi setiap inci dari parasnya, sisi gumawa yang membuatnya tergila-gila mengenyampingkan rasa benci dan memeluk erat rindu yang semakin tumbuh setiap hati nya, ya untuk lelakinya, lelaki yang sangat membencinya, ya itu ayahnya. Tiap kali lelaki itu menghancurkan mentalnya, sumpah serapah yang selalu keluar dari mulut itu membuatnya kehilangan masa kecilnya yang bahagia, berulang kali mencoba mengakhiri hidupnya, namun semuanya sia-sia, sampai pada akhirnya sisi buruk dalam hidupnya bangkit untuk memberontak, melanjutkan hidup dengan dua kepribadian yang berbeda. namun sosok lain datang disaat tak mampu lagi hatinya menerima kenyataan saat dia sudah sangat membenci hadirnya seorang laki-laki, wanita cantik bermata bak kucing nan menawan, sikap dingin, angkuh dan menyebalkan membuatnya jengah satu udara dengan dirinya, namun entahlah takdir kembali mempermainkannya, saat cinta menyapa lewat lewat seorang wanita, ya dia mencintai wanita gila itu, jauh dari perkiraannya, dia jatuh lebih dalam, dan tanpa disadari dia menyukai perasaan ini, perasaan anehnya terhadap ruby.

enda_your_bae · LGBT+
Zu wenig Bewertungen
282 Chs

S E R A T U S S E M B I L A N P U L U H E M P A T

Mata Ruby terpejam erat saat sakit itu begitu menusuk dibagian perutnya.

"By gak Papa?"

"Aku pengen pipup, mana makananya"

Ruby berlari begitu saja menuju kamarnya dan Lisa, dan menutup pintu itu dengan keras, ada perasaan tidak enak di hati mereka bertiga, hanya waspada yang bisa mereka lakukan saat ini.

"Dia pasti kunci kamarnya, lewat jendela"

Namun Ruby tidak ingin sama sekali diganggu siapapun dia mengunci dirinya di toilet, berteriak kencang seiring dengan sakit yang dia nikmati, darah yang keluar dari muntahan dan hidungnya cukup menyiksa tubuhnya saat ini.

Ruby bahkan memuntahkan semua makanan yang dia makan, sampai hanya meninggalkan sisa air dan darah dalam muntahan itu.

Dia menangis, menekan kuat perut dan kepalanya, demi Tuhan, dia sudah tidak kuat menahan ini semua.

"aku salah apa sama kamu? dan penyakit gila ini, aku capek...

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com