Tapi sepertinya harapan Kalima untuk bisa minum telah pupus setelah melihat keadaan sungai, air sungai mengalir deras tapi berwarna abu-abu gelap. Sungai itu tercemar oleh abu, membuat ketiganya gusar karena mereka harus mengisi bambu untuk persediaan minum di jalan.
Kalima beralih ke tebing-tebing yang ada di sekitar sungai, berharap ia bisa menemukan mata air disana. Namun setelah berkeliling dan mencari, ia tak kunjung menemukan mata air juga. Akhirnya, ketiganya kembali ke atas dengan perasaan hampa.
"Bagaimana ini, persediaan air kita hampir habis. Tapi pasti abu ini sudah menyebar di setiap sungai di Negaran"
"Kau benar Sundari, oleh sebab itu kita akan mencari sumber mata air lainnya"
"Paman, bagaimana kalau kita minta kepada warga. Di desa mereka pasti ada sumur kan?"
Mendengar itu Kirana langsung berdesir, tangannya mencengkram erat tali kuda lalu gemetar. Kalima memperhatikan Kirana, ia pasti masih sangat trauma dengan kejadian waktu itu.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com