webnovel

Sang Pengelana Utara

Mill, Anak muda yang penuh ambisi. Ia hidup disebuah lingkungan dimana menganggap dirinya aneh dan tak mampu berbuat apapun. dengan tekad, dia berkeliling dunia untuk belajar banyak hal tentang dunia.

Isyukun · Krieg
Zu wenig Bewertungen
10 Chs

5. Beautiful Farewell

Pertempuran Antara Kerajaan Bavatia dengan Kerajaan Merak segera berakhir. Neval Port akan menjadi penentu dari takdir Kerajaan Merak. Semua pasukan Enial Mill bergerak menuju Neval Port menyusul pasukan Waterwill yang sudah lebih dahulu berangkat ke sana.

Mill bergegas berangkat dan berpamitan dengan warga sekitar.

"Semuanya, ini adalah penentu takdir kita. ayo kita perbaiki garis takdir kita sendiri." Sorak Mill.

"Ayo!!" sahut warga dengan semangat.

Semuanya bergerak maju dan Mill segera menuju kuda tunggangannya. Reamur langsung menarik tangan Mill.

"Mill, ku mohon kembali lah. aku ini tak mungkin tapi, mohon. kembali lah." Ucap Reamur dengan suara lemah lembutnya.

"Umm.... aku tak yakin, tapi akan ku usahakan." Balas Mill.

"Mill...." Lirih Reamur.

"Semuanya akan baik-baik saja, Aria Reamur Waterwill." Balas Mill dengan senyum tipisnya.

"Tunggu sebentar disini" Ucap Reamur.

Reamur pergi masuk kedalam tenda dan keluar lagi dengan membawa kalung kayu.

"Bawa ini sebagai jimatmu, Mill" Ucap Reamur.

"Aku tidak percaya jimat." Balas Mill.

"Pakai saja, setidaknya itu bisa membuatku merasa aman." Ucap Reamur.

"Baiklah..." Balas Mill.

Mill langsung mengambil dan memakainya di lehernya. Kalung kayu itu begitu indah menghiasi zirahnya dan Reamur langsung bersandar di dadanya.

"Mill, kumohon kembalilah." Lirih Reamur sambil tersendu-sendu.

"Aria!!...." Teriak Mill.

Semua orang yang sedang berkemas melihat ke arah Mill. semuanya menjadi hening seketika dengan teriak yang menyentuh perasaan mereka.

"Mill...." Lirih sedih Reamur sambil melihat Mill.

"Iya?...." Jawab Mill dengan lembut.

"Janji?...." Tanya Reamur lemah suaranya.

"Iya, aku janji." Jawab Mill.

Reamur langsung kembali dari sandarannya dan mengajukan jari kelingkingnya ke arah Mill.

"Janji??...." Tanya Reamur dengan ekspresi sedikit senang.

"Iya...." Jawab Mill.

"Kalo begitu, sampai berjumpa kembali." Ucap Mill.

Mill langsung menaiki kudanya dan langsung menuju Neval Port. Hentakan kuda berlari kencang meninggalkan tempat itu dalam hitungan menit. Reamur hanya bisa melihat Mill dari kejauhan. Tersenyum dengan air mata menetes dari pipinya.

Mill beserta pasukannya berlari kencang dengan tampang serius, tetapi tidak dengan perasaan Mill yang sedang berkabung dengan rasa yang ada dalam dirinya. Sesampai mereka di dekat gerbang untuk bersiap penyerbuan ke Neval Port.

Mill masuk ke dalam tenda dimana segelintir orang sedang menyusun strategi perang. semua orang saling berdiskusi rencana tempur tersebut, tetapi tidak dengan Mill. Ia terus diam menyimak pendapat mereka satu sama lainnya.

"Mill? bagaimana menurutmu?" Tanya Waterwill.

"umm Iya? Gimana?" Jawab Mill dengan melihat sekitarnya.

"Ada apa Mill?" Tanya Waterwill.

"Maaf saya tidak paham sedikit bagian sini." Jawab Mill.

dan diskusi pun terjadi hingga semuanya kembali ke tenda masing - masing. Waterwill menghampiri Mill yang sedang duduk diatas pohon menghadap bulan.

"Mill, sepertinya kau ada sesuatu. katakan saja." Ucap Waterwill.

"haha, kau memperhatikanku yah... tidak ada pak... biasa saja." Sahut Mill.

"Bagaimana? Cantik kan Aria?" Tanya Waterwill.

"haha, seperti itulah." Jawab Mill.

"Apakah dia membuatmu seperti ini?" Tanya Waterwill.

"Sepertinya begitu." Jawab Mill.

"Kalo begitu, jagalah dia." Ucap Waterwill.

"Kenapa?" Tanya Mill.

"Jagalah saja, lagi pula kau menyukai dia kan?" Jawab Waterwill.

"Tidak bisa... aku tidak bisa. masih ada banyak yang harus aku kejar." Ucap Mill.

"Kalo tidak bisa menjaganya, bawalah dia bersamamu." Sahut Waterwill.

"haha, kau memaksaku pak. Biarkan dia menemukan jati diri dan orang yang akan bersamanya" Ucap Mill.

"haha, Kalo begitu. Aku tidak akan memaksamu, jika dia suka denganmu aku tidak menghalangi kalian berdua" Sahut Waterwill.

"baiklah kalo begitu." Ucap Mill.

Mill dan Waterwill segera bergegas mempersiapkan peralatan perang dan pasukan. Semuanya sedang berlatih gabungan untuk menyerbu Neval Port.

Mill yang sedang mengatur formasi pertempuran, Waterwill datang menemuinya dengan langkah yang sedikit pelan.

"Mill" Sapa Waterwill.

"Oh... Pak Waterwill... apakah semua pasukan sudah dalam barisan?" Sahut Mill.

"Aman... Terkendali... Mill." Jawab Waterwill.

"Baiklah, aku segera merapatkan barisan pak." Sahut Mill.

"Laksanakan!" Ucap Waterwill.

"Laksanakan pak!" Sahut Mill.

Mill langsung memberikan intruksi kepada pasukan untuk segera merapat dengan pasukan Sersan Waterwill.

Mill masuk kedalam tenda pribadinya untuk mempersiapkan pertempuran. Lewis datang secara tiba-tiba menemui Mill.

"Mill." Sapa Lewis.

"iya... aku tau... apa lagi Lewis?" Sahut Mill.

"Apa kau yakin? coba kau pikirkan lagi." Tanya Lewis.

"Iya... Sangat yakin..." Jawab Mill.

"Kalo begitu... Sampai jumpa Mill... semoga kita bisa bertemu kembali." Ucap Lewis.

"Terima kasih Sobat... Jaga Aria untukku... Entah sampai kapan kita akan berpisah." Sahut Mill.

"Aku tau Mill." Kata Lewis.

"Jarak tidak bisa memisahkan kita jika takdirnya seperti itu, meski sejauh apapun jaraknya akan tetap bersama untuk selamanya" Sahut Mill bersamaan dengan Lewis.

"Aku pergi... Jagakan Aria." Ucap Mill.

"Iya... Akan kujaga sampai kau kembali." Sahut Lewis.

Mill mempersiapkan zirah dan perlengkapan tempurnya dengan bantuan Lewis. Mill keluar dan langsung menuju kudanya dan didekat kudanya sudah ada Aria menunggunya.

"Reamur?" Ucap Mill.

"Mill!!." Sahut Reamur.

"Sedang apa disini Reamur?" Tanya Mill.

"Sedang menunggumu. tidak boleh kah? oke. aku pulang yah." Jawab Reamur.

"gak kok, tapi... kenapa sampai repot menemuiku?" Tanya Mill.

"Apakah tidak boleh seorang kekasih mengantar pasangannya pergi?" Jawab Reamur.

"haha, begitu yah? okelah. makasih udah jagain kudaku." Ucap Mill.

"sama-sama... Hati-hati dijalan..." Sahut Reamur sambil memeluk Mill.

"Iya... pamit yah." Ucap Mill.

"Hati-hati Mill." Sahut Reamur.

Mill Bergegas pergi menuju Neval Port dengan kencang. Debu berterbangan disekitar jejak tapak kuda sampai menghilang dari kejauhan. Reamur kembali menuju tenda pribadi Mill dan dia bertemu dengan Lewis yang sedang membersihkan tenda milik Mill.

"Lewis?" Sapa Reamur.

"Ahh... Reamur... Aku ada sesuatu untukmu." Sahut Lewis sambil memberikan sepucuk surat.

"Apa ini? siapa yang meninggalkan ini?" Tanya Reamur.

"Kau akan tau setelah membaca isi suratnya." Jawab Lewis.

"Oh iya?... Boleh ku liat?" Tanya Reamur.

"Oh... tentu saja." Jawab Lewis.

Reamur berjalan mendekati ranjang lipat Mill dan duduk disana. Reamur membuka lipatan tiap lipatan yang terbungkus amplop sudah mulai menguning. Reamur menatap dan membaca kata - kata tiap kata. Tak lama itu Aria matanya berkaca-kaca hingga tiap tetes-tetes air mata jatuh ke surat tersebut.

|Dear aria, sepertinya tidak ada yang bisa kukatakan lagi... seperti janji kita 'kan? atau kau ingin menemukan jalan dirimu sendiri?? aku tau... diriku tidak akan kembali ke pangkuan hangatmu. jika merasa kesepian, bacalah surat ini dan pastikan dalam hatimu yang paling dalam bahwa "Cinta dapat tersampaikan tapi tidak dapat terbalaskan". Aria, harapan hidupmu ada ditanganmu... Ayo... gapailah impian yang kau inginkan dan jangan melihat lagi kebelakang karena aku hadir pada dirimu sebagai teman bukan sebagai pasangan. Selamat tinggal Aria... I Love You...

Sincerly, Mill.

Like it ? Add to library!

Suka ? Tambah ke pustaka !

Isyukuncreators' thoughts