Ibu Dion sedikit bingung. Dia selalu merasa sesuatu akan terjadi. Dia berlari ke bawah dengan tergesa-gesa. Pelayan sudah menyiapkan sarapan, dan baunya menyebar dari dapur ke ruang tamu. Melihat ibu Dion berlari tanpa alas kaki, pelayan itu sedikit terkejut. Ibu Dion tidak pernah bangun pagi-pagi sebelumnya. "Nyonya, kenapa Anda turun tanpa memakai sandal? Ini sangat dingin, Anda bisa masuk angin."
Ibu Dion tidak terlalu peduli, dan hanya bertanya padanya, "Apakah tuan sudah kembali?"
Pelayan itu berpikir sejenak, lalu menggelengkan kepalanya, "Saya belum melihat tuan, nyonya." Saat melihat ibu Dion yang tampak cemas, pelayan tersebut membujuknya, "Nyonya, mungkin tuan terlalu sibuk untuk menghubungi Anda. Tuan pasti akan baik-baik saja, jadi nyonya tidak perlu terlalu khawatir."
Setelah mendengar itu, ibu Dion masih sedikit khawatir. Jantungnya berdetak sangat kencang. Dia menelepon perusahaan, dan kali ini, panggilan itu terhubung. "Suamiku, kamu di mana?"
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com