webnovel

Sang Diva : Terlahir kembali untuk balas dendam

Sebuah kecelakaan mengenaskan membuat Yura terluka parah dan membuat temannya Dion meninggal. Pada titik paling rendah itu, Marissa justru mengungkapkan segala kebusukan yang sudah diperbuat Tara, kekasih Yura. Tak puas melihat Yura menderita, Marissa juga membongkar kebenciannya pada Yura karena cinta bertepuk sebelah tangannya dengan Dion. Terbutakan oleh dendam, dia pun menghabisi Yura! Namun walau hidupnya diakhiri, ternyata takdir berkata lain! Dengan segala dendam dan penyesalan yang Ia bawa, kini Yura kembali terbangun di tahun 2013. Tahun dimana semua masalah hidupnya dimulai! Lalu bagaimana Yura akan menjalankan kesempatan keduanya ini? Apakah semuanya akan terulang lagi seperti rekaman rusak? Atau apakah Yura dapat menulis ending baru untuk cerita sang Diva!?

Pena_Fiona · Teenager
Zu wenig Bewertungen
420 Chs

Apakah Anita Bekerja Sama Dengannya?

"Bibi, tidakkah bibi merasa jijik melihat Dion dengan pelacur semacam itu? Mereka sekarang tinggal bersama di vila Keluarga Gunawan." Marissa duduk di samping ibu Dion yang bernama Renata. Dia meneruskan kalimatnya ekspresi khawatir yang dibuat-buat di wajahnya, "Aku dengar bahwa Yura memesan kamar dengan pria jalan kemarin! Jangan biarkan Dion terperangkap ke dalam lubang api!"

Ibu Dion menghela nafas, "Bukannya aku tidak mau membantumu. Dion sangat temperamental sejak dia masih kecil, jadi dia tidak akan mendengarkan nasihatku. Terlebih lagi, kali ini dia setuju dengan ayahnya, selama dia bisa membuat perusahaan baru di Eropa dalam sebulan, maka kami tidak akan mengganggu hubungannya dengan Yura."

"Apa Dion sedang membuka cabang di Eropa?" sedikit kegembiraan melintas di wajah Marissa.

"Bibi, menurutmu apakah Yura sengaja merayu Dion ketika dia mengetahui berita itu sebelumnya?" Marissa masih berusaha memprovokasi ibu Dion.

Setelah mendengar ini, wajah ibu Dion menjadi suram. Tampaknya hasutan Marissa padanya kali ini berhasil.

"Dion adalah pria yang sangat baik, dia akan tertipu oleh wanita seperti ini. Begitu cabang di Eropa berhasil dibuka oleh Dion, saham perusahaan pasti melonjak. Yura mengabaikan Dion sebelumnya, tapi sekarang dia tiba-tiba kembali. Itu pasti demi uang. Jangan biarkan Dion dekat dengan dia, bibi!" kata Marissa dengan nada menggebu-gebu.

"Marissa, Yura bergabung di perusahaanmu, 'kan? Apakah kamu bisa membantuku untuk mendapatkan informasi lebih banyak tentangnya?" kata ibu Dion dengan serius.

Marissa menunjukkan ekspresi ragu, "Tapi bibi, Dion telah melindunginya seperti itu, jika dia tahu apa yang aku lakukan, dia pasti akan marah padaku. Bibi tahu sendiri bagaimana sikap Dion saat marah. Aku takut, bibi."

Ibu Dion menjawab dengan tegas, "Tenanglah. Aku akan melindungimu. Aku tidak akan pernah mengizinkan orang seperti ini menjadi bagian dari Keluarga Gunawan yang terhormat."

"Baiklah, aku pasti akan membantu bibi untuk mendapatkan informasi tentang Yura," kata Marissa patuh, tetapi tatapan kemenangan melintas di matanya.

Untuk mengambil hati Keluarga Gunawan, Marissa haru berpura-pura menjadi manis di depan ibunya. Dia tidak akan pernah membiarkan wanita bodoh itu merusak rencananya.

Yura, tunggu dan lihatlah pembalasanku! Gertak Marissa dalam hati.

...

Di vila Keluarga Gunawan, terlihat Yura sedang meregangkan pinggangnya. Dia menguap dan mendengarkan perkataan asistennya di headset untuk mengetahui rencana perjalanannya minggu ini.

Tiba-tiba, Yura mengerutkan kening, "Tunggu, apa yang baru saja kamu katakan? Apa yang harus aku lakukan sore ini?"

"Anda harus pergi ke audisi akting nanti sore, nona," asistennya mengulanginya lagi.

Dia seorang penyanyi, mengapa harus pergi ke audisi? Wajah Yura tercengang, dan dia bertanya lagi, "Apakah kamu salah membacanya? Aku tidak pernah berencana untuk mengikuti audisi apa pun."

"Tidak, audisi ini adalah pesan dari Nona Anita. Saya juga terkejut pada saat itu, berpikir untuk menelepon dan menanyakan pada Anda, tetapi Nona Anita berkata bahwa Anda belum pulih di rumah sakit, jadi saya tidak ingin mengganggu Anda untuk istirahat," jelas asisten Yura.

Anita. Yura sedikit terkejut saat mendengar nama ini. Nama yang sangat akrab terdengar di telinganya.

Anita adalah orang yang merawatnya. Bahkan setelah tenggorokannya patah nanti, dia tidak menjauhi Yura. Sebaliknya, Anita sering membawakannya beberapa hadiah dan suplemen. Dia sangat berterima kasih kepada Anita dan memakan suplemen tersebut.

Tidak mungkin Anita tidak tahu bahwa Yura sama sekali tidak tertarik untuk berakting. Tapi, setelah dipikirkan matang-matang, ternyata setelah Yura mulai mengonsumsi suplemen yang diberikan oleh Anita di kemudian hari, kesehatannya justru semakin parah. Yura tiba-tiba merasa sedikit kedinginan.

Mungkinkah Anita adalah bawahan Marissa dan mereka berdua bekerja sama untuk menjatuhkan Yura dengan berpura-pura baik padanya?

"Katakan pada Anita, aku tidak akan pergi ke audisi akting," Yura dengan tegas membuat keputusan. Dia yakin pasti ada jebakan lain yang menunggunya!

"Ah, tapi Nona Anita berkata bahwa sutradara drama ini adalah Ferro, dan Anda adalah satu-satunya yang mengikuti audisi sore hari ini. Jika Anda tidak pergi..." asisten Yura membiarkan kalimatnya menggantung.

Ferro sangat terkenal di industri hiburan. Dia memiliki koneksi yang luas. Banyak artis yang telah dia tolak untuk audisi itu karena Ferro hanya ingin memberikan audisi itu pada Yura. Jika dia tidak pergi, Yura pasti akan menyinggung perasaan Ferro dan artis lain.

Meskipun Yura mempunyai harta yang berlimpah karena keluarganya kaya, tapi asetnya terlanjur diinvestasikan di perusahaan yang dipimpin oleh Tara. Dia dulu terlalu lugu, dan hanya memiliki sedikit teman.

"Nona, apakah Anda mau pergi ke audisi itu atau tidak? Saya harus segera mengonfirmasi kepada Nona Anita," tanya asisten kecil itu lemah.

"Aku akan pergi ke sana!" Yura memberanikan diri walaupun tidak tahu hal buruk yang mungkin sedang menunggunya. Setelah menutup telepon, Yura mandi dan segera keluar. Tiba-tiba Yura memikirkan rumor bahwa Ferro membenci parfum dengan wangi bunga, jadi Yura segera menyemprotkan parfum bunga ke tubuhnya.

Di koridor, Dion, yang kebetulan lewat, sedikit mengernyit saat mencium aroma parfum di tubuh Yura. Dion menatapnya dengan curiga, tapi ekspresinya tetap dingin seperti biasa.

"Jangan. Jangan salah paham dulu." Yura berdiri diam, "Aku hanya akan datang ke audisi akting."

"Kamu seorang penyanyi, mengapa mencoba audisi akting?" tanya Dion sedikit tidak puas.

"Ini… Ini… Aku hanya ingin mencobanya karena aku belum pernah. Itu saja," Yura tidak tahu bagaimana menjelaskannya, belum lagi fakta bahwa Marissa terlibat. Itu hanya akan membuat Dion semakin bingung.

"Perusahaan yang mengaturnya, dan aku juga sangat tertarik untuk berakting. Aku dengar Ferro juga sutradara yang hebat!" ucap Yura berusaha mengelak. Yura tersenyum cerah.

"Apakah kamu suka akting?" tanya Dion memastikan.

Yura mengangguk buru-buru. Dia hanya mencoba membohongi Dion agar bisa segera pergi, "Kalau begitu aku akan pergi dulu, asistenku sudah menunggu di pintu!"

Dion menatap punggung Yura yang perlahan kabur, sambil berpikir apa yang sebenarnya sedang direncanakan olehnya. Kenapa dia tiba-tiba tertarik untuk mencoba audisi akting?

"Nona Yura! Saya di sini!" teriak asisten Yura yang bernama Sarah. Begitu sampai di depan pintu, Sarah menyambutnya dengan antusias.

"Nona, ternyata keluargamu sangat kaya! Anda bahkan memiliki vila di sini. Rumah ini sangat besar, megah sekali!" pekik Sarah terlalu girang hingga membuat para penjaga rumah itu menatap mereka berdua kebingungan.

Selama ini, Sarah mengira bahwa Yura adalah orang kaya yang tidak pernah memperlihatkan kekayaannya dan selalu rendah hati. Sekarang, setelah dia melihat betapa kayanya Yura, ekspresi kekaguman muncul di wajahnya. Dia hampir meneteskan air liur.

Yura sedikit malu melihat tatapan para penjaga di sekitar rumah yang tahu bahwa rumah itu sebenarnya bukan milik Yura, "Cepat masuk mobil!"

Setelah itu, Yura segera menyeret Sarah ke dalam mobil karena takut para penjaga di sana akan mengatakan sesuatu yang memalukan. Sarah yang mendapat paksaan dari atasnya hanya bisa pasrah dan mengikuti Yura masuk ke dalam mobil.

Yura sudah membaca naskah untuk audisi akting. Peran yang akan dicoba hanyalah sebagai perempuan ketiga. Dalam drama itu, dia akan menjadi seorang gadis yang egois dengan kesan pertama yang sangat tidak menyenangkan.

Tapi ia berpikir, bagaimana Marissa bisa mengatur peran seperti itu untuknya?