Lengan Fu Si tampak dibalut dengan gips asli, bukan palsu. Karena merasa kasihan, akhirnya Tang Li tidak jadi mengusir Fu Si keluar dari asramanya.
Fu Si sudah membuka kopernya yang berisi penuh dengan buku pelajaran kuliah.
Ketika melihat buku-buku tersebut, kepala Tang Li tiba-tiba merasa sangat pusing.
Fu Si mengambil sebuah buku matematika dan berlari ke depan Tang Li. "Beberapa hari ini, kamu kan sudah mengajariku mata pelajaran matematika bagian aljabar linear dan kalkulus, dan untuk pelajaran lainnya akan kita bahas lagi nanti."
Masih ada nanti...
Tang Li mengabaikan Fu Si dan langsung masuk ke dalam dapur.
Tapi Fu Si tidak menyerah. Ia langsung mengikuti di belakangnya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com