aku menceritakan semuanya kepada lusi dan berharap agar dia memberikan saran. "apa?!" lusi terkejut mendengar pernyataan yang sebenarnya dariku. "angel kau mencintai leon?" aku hanya mengangguk sambil mengusap air mataku. "dan kau menjadi seperti ini hanya karena dia?". "kenapa lus?" tanyaku heran. "angel, jika memang rina dan leon itu jadian, sudahlah biarkan saja, tapi jangan sampai kau lemah seperti ini dan mempertaruhkan pelajaranmu". "jadi itu saranmu untukku?". "bukannya aku tidak mendukungmu, tapi apa boleh buat itu hak leon, tapi jangan sampai kau mengorbankan cita-citamu yang merupakan mimpi besarmu untuk menjadi orang sukses" penjelasan lusi panjang lebar. "aku rasa hidup ini tidak ada artinya lagi". "ya ampun kau ini, sudahlah itu terserah kau, kau memilih cinta atau cita-cita? kau sendiri yang menentukan". Lusi meninggalkanku, sedangkan aku sendiri merasa sedih dan bingung manakah yang harus aku perjuangkan cinta ataukah cita-cita?
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com