Sosok laki-laki dengan rambut cokelatnya itu memakai baju santai dan sedang duduk di sebuah bangku kayu yang tak lagi terlihat baru. Wajahnya yang -ku akui cukup tampan- itu tetap ceria seperti biasa. Ia sedang menggoreskan sesuatu pada buku sketsa yang selalu dibawanya, tapi aku tak pernah melihat apa isinya. Kini semakin banyak alat tulis berserakan di bangku kayu yang rapuh itu. Sepertinya memang tak ada lagi tempat untukku, ya-memang itu bangku taman yang tentu untuk umum bukan hanya untukku. Rasanya kini aku malas untuk beranjak ke sana, klaim bangku -hanya- milikku itu sudah tak berlaku maka aku pun berbalik.
"Hei, Selamat Sore. Kau tidak berniat untuk pergi kan?"
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com