Adzan Maghrib berkumandang dan kami yang beragama Islam langsung mengambil wudhu dan sholat berjamaah ditengah lapangan di dekat tenda. Setelah selesai melaksanakan sholat Maghrib, kami pun bersiap siap untuk acara nanti malam. Aku dan Joe langsung menuju ekskul kir dan mempersiapkan bahan dan alat yang dibutuhkan.
"Rul spirtus lu taruh mana?" ucap Joe
"Di dalem kardus situ" ucap ku sambil menunjuk ke arah kardus
Joe pun mengeluarkan semua isi yang ada di dalam kardus namun spirtus yang aku taruh tidak terlihat.
"Dimana rul" ucap Joe sambil kebingungan mencari
"Seriusan pas berangkat gua taro situ" ucap ku
"Waduh mana eksperimen nya api semua lagi" ucap Joe sambil menggaruk kepalanya
Kami berdua lesu karena tidak tau kemana spirtus yang kami bawa menghilang. kami pun memutuskan untuk mencari nya dan bertanya ke teman teman kami
"Ayo rul tanya yang lain" ucap Joe
"Ya udah ayo" ucap ku
Kami berdua berjalan kesana kemari, di awali dengan bertanya kepada teman tenda kami.
"Lu liat spirtus yang ada di dalem kardus ga?" ucap Joe
"Kardus yang mana?" ucap teman ku
"Yang ada bacaan indomi" ucap Joe
"Ga tau gua" ucap teman ku
Kami pun melanjutkan bertanya kepada yang lain namun yang lain pun tidak mengetahui letak spirtus tersebut. Kami langsung menuju ke tenda lain dan mencari anak organisasi yang sama dengan ku.
"Lu liat spirtus yang di kardus ga?" ucap ku ke teman kir ku
"Ga tau, gua cuma naro botol kaca terus balik kesini lagi" ucap teman ku
"Waduh itu penting banget buat nanti malem" ucap ku
"Ya udah coba tanya yang lain" ucap teman ku
"Ya udah lu juga bantu tanya ke yang lain" ucap ku
"Iya gua bantu" ucap teman ku
Kami pun berpencar dan mencari spirtus dan setelah lama kami mencari, kami pun pasrah karena tidak ada yang tau. kami kembali ke tempat ekskul kami berkumpul.
"Gimana nih buat bakar nanti malem?" ucap ku
"Bagi bensin aja dari mobil" ucap Joe
"Jangan, bensin kebakar nya lebih parah" ucap ku
"Iya juga si" ucap Joe
Kami pun merapihkan kembali barang barang yang akan digunakan nanti malam, Anisa dan Salju pun datang ke arah kami. Mereka membawa masing masing 2 botol yang dari kejauhan tidak terlihat jelas botol apa.
"Nih spirtus nya, tadi mau di pinjem buat bakar kayu sama guru" ucap Anisa
"Pantes aja gua cari ga ada" ucap ku
"Iya nih bikin panik, gua sama Rullan muter muter nyari tuh spirtus" ucap Joe
"Gua mau bilang tapi ga ada orang disini, jadi langsung ambil aja" ucap Anisa dengan tawa khasnya
"Hadeuh ya udah yang penting ketemu" ucap ku
"Ya udah susun dulu ekperimen nya sesuai yang bakalan ditampilin" ucap Joe
"Iya siap bos" ucap ku
Kami langsung merapihkan dan setelah kami merapihkan barang barang. Kami langsung menuju tenda masing masing, karena akan ada kuis yang di lakukan oleh pihak Pramuka.
"Eh ini harus Pramuka lengkap?" ucap ku
"Iya sih harusnya" ucap Joe
"Aduh gua ga bawa gesper" ucap salah satu teman se tenda ku
"Coba cari ke tenda lain" ucap Joe
"Iya siapa tau ada yang bawa" ucap ku
Teman ku langsung mencari ke tenda tenda lain untuk mencari gesper
"Ga ada Weh" ucap teman ku sembari memasuki tenda dengan nafas ter engah engah
"Terus gimana?" ucap teman ku
"Ya udah bismillah aja" ucap ku
Kami langsung keluar tenda dan berbaris dilapangan
Instruktur Pramuka menyampaikan sambutan dan salam. Setelah itu dia memberikan peringatan.
"Bagi yang merasa pakaian Pramuka nya tidak lengkap, berpisah dari kelompok dan berbaris disebelah kanan saya" ucap instruktur Pramuka dengan nada tinggi.
Teman ku langsung menuju ke barisan sana. Mereka ditanya satu persatu kesalahan dan apa yang tidak mereka kenakan. Setelah itu instruktur pun memberikan arahan kembali.
"Kelompok nya yang merasa salah satu anggotanya ada di sini, push up 20 kali" ucap instruktur
"Siap pak" ucap kami
Kami pun langsung melakukan push up dan setelah itu kami berdiri lagi sesuai barisan. Kami diarahkan untuk berjalan sesuai pos pos yang sudah ditentukan, kami diberikan sebuah puzzle dan di berikan perintah untuk menyusunnya, setelah kami berhasil kami baru bisa melihat pos pos yang harus di lalui pertama sampai terakhir.
"Segala puzzle malem malem begini, kan lagi males mikir haduh" ucap Joe
"makanya ini makin bingung aja" ucap ku
Kami sekelompok pun menyusun puzzle tersebut dan berhasil menyelesaikan nya setelah butuh waktu lama.
"Semuanya sudah selesai?" ucap instruktur tersebut
"Jika kalian sudah selesai, kalian bisa langsung berjalan sesuai pos yang sudah ditentukan dan yang bisa sampai di lapangan ini pertama kali, mendapatkan sebuah hadiah" ucap instruktur
"Dilarang berlari dan dilarang berkata kasar selama diperjalanan, berjalan lah berdampingan agar tidak tersesat dan selalu cek teman sekelompok agar menghindari hilang orang" ucap instruktur melanjutkan instruksinya.
Kami berjalan menuju pos pertama yang ada di puzzle yang sudah kami susun, kami mengobrol dan bercanda selama diperjalanan menuju pos, pos pertama yang kami dapati lumayan jauh jaraknya, namun selama diperjalanan banyak guru dan instruktur Pramuka yang berada di sepanjang jalan, mungkin untuk menjaga resiko orang menghilang dijalan. Kami pun sampai di pos pertama kami, baru saja kami sampai, kami langsung dibentak dengan nada tinggi.
"Kalian itu bercanda terus saya liat dari kejauhan, kalian tidak serius mengikuti acara ini?" ucap instruktur Pramuka yang ada di post pertama kami
"Siap serius pak" ucap kami lantang
"Berbaris sesuai urutan" ucapnya
"Siap laksanakan pak" ucap kami
"Kalian tau apa yang harus di lakukan di pos ini?" ucap instruktur
"Siap tidak" ucap kami
"Kenapa kalian tidak tahu?" ucap instruktur
"Siap tidak ada pemberitahuan sebelumnya" ucap kami
"Kalian tidak melihat simbol yang ada di puzzle?" ucap instruktur
"Siap tidak melihat pak" ucap kami
"Sekarang lihat puzzle kalian" ucap instruktur
Kami langsung melihat puzzle dan menyadari bahwa ada simbol disebelah angka pos. Simbol itu bergambar mulut yang sedang mengucap
"Apa simbolnya?" ucap instruktur
"Siap sebuah gambar mulut pak" ucap kami
"Apa yang kalian tangkap dari gambar tersebut?" ucap instruktur
Kami terdiam beberapa saat untuk berpikir, aku berpikir bahwa itu bernyanyi, temanku berpikir itu adalah untuk melafalkan Tri Satya dan dasa darma. Kami pun berdiskusi dan menyakinkan bahwa itu adalah bernyanyi
"Siap pak simbol untuk bernyanyi" ucap kami
"Kalian salah!" ucap instruktur
"Push up 20 kali" ucap instruktur
Kami pun turun dan langsung melakukan push up