Matahari bersinar malu-malu di balik awan kelabu. Aku hanya bisa menarik napas panjang melihat matahari yang tak sepenuhnya akan bersinar terang hari ini. Dengan langkah gontai aku menuju kamar mandi. Aku tertegun sejenak, mengingat-ingat apa yang telah terjadi semalam. Aku merasa mataku bengkak. Tak terasa, mataku memanas. Bulir-bulir air menetes di pipiku. Aku segera mengusapnya dan ingin berhenti memikirkan apa yang terjadi semalam. Aku beranjak dan segera pergi mandi.
Aku meringis ketika melihat mataku di pantulan cermin. Mataku menjadi bengkak karena menangis. Sungguh tak bisa dipercaya. Entah berapa lama aku menangis semalam. Dan aku merasa bodoh menangisi cowok itu. Yah, cowok itu. Sejak semalam aku mulai membencinya. Memang kami tidak memiliki hubungan apapun, namun untuk beberapa waktu ia terlibat dalam kehidupanku. Aku merasa nyaman dan tak keberatan ia ada di hidupku.
Suatu hari di bulan November
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com