"Yin Er, jangan bermain jauh-jauh! Paman sedang banyak pekerjaan." Fang Yin menganggukkan kepalanya, gadis kecil itu berlarian mengejar seekor kelinci yang baru saja di berikan oleh Pamannya sebagai hadiah untuknya. "Kelinci kecil, kenapa kamu susah sekali di tangkap? Aku sudah lelah mengejarmu!" Fang Yin masih terus mengejar kelinci barunya yang terus berlari menjauh dari kediaman Pamannya. Saat kelinci itu berhasil di tangkap, Fang Yin mendapati dirinya di sebuah padang rumput yang sangat luas dan tidak ada rumah di sekelilingnya.
"Dimana, Aku? Seberapa jauh aku berlari? Kenapa aku bisa sampai di tempat ini?" Tanya Fang Yin dalam hati, dia saat ini sudah menangkap kelincnya dan menggendongnya lalu mencari jalan pulang. Fang Yin tidak tahu berada di mana dia saat ini. Dia terus berjalan dan akhirnya dia bertemu seorang anak lelaki yang sedang menggembala dombanya. Fang Yin merasa sangat senang akhirnya dia bisa bertemu dengan seseorang. Dia bisa bertanya bagaimana dia kembali ke rumah pamannya yang saat ini sedang bertugas di perbatasan antara kerajaan Xia dan suku Gurun yang menetap di padang rumput di mana Fang Yin sekarang berada.
"Hai, apakah aku boleh bertanya kepadamu?" sapa Fang Yin kepada anak kecil yang sedang menggembala domba seorang diri. Fang Yin menunggu dengan sabar tetapi anak lelaki itu tidak kunjung menjawab pertanyaannya. Dia hanya melirik sekilas dan mengetahui kalau Fang Yin berasal dari kerajaan Xia. Sementara Fang Yin hampir kehilangan kesabarannya. Saat dia akan berteriak memarahi anak lelaki itu, dia langsung di peluk dan tangan anak lelaki itu menutup mulut Fang Yin dan mengajaknya bersembunyi karena Shao Er, adik lelakinya bersama dengan teman-teman satu timnya yang sangat nakal mendekati tempat mereka berada saat ini.
Fang Yin merasa sangat sesak saat mulutnya di tutup dengan tangan oleh anak lelaki itu seperti saat ini. Dia berusaha melepaskan tangan anak lelaki itu tetapi tidak bisa karena tenaganya terlalu lemah di bandingkan anak lelaki itu. Dan akhirnya, Fang Yin tidak sadarkan diri karena kekurangan pasokan oksigen sehingga tubuhnya menjadi lemas dan dia tidak kuat menahannya sehingga dia akhirnya pingsan.
"Gadis kecil! Bangunlah! Maafkan aku karena aku takut kalau keberadaanmu di ketahui oleh Shao Er. Kamu bisa di tangkap dan di jadikan budak, apalagi kalau mereka mengetahui kalau kamu berasal dari kerajaan Xia, mereka pasti akan membuatmu menjadi alat tukar dan yang pasti kamu pasti akan mati!" anak lelaki itu kemudian membawa Fang Yin yang sedang pingsan ke tempat rahasianya yang dia temukan saat dia menggembala domba. Dia akan selalu bersembunyi di sana saat hujan atau ada sekawanan hewan liar yang membahayakan nyawanya.
Anak lelaki itu kemudian meninggalkan Fang Yin bersama kelincinya, sedangkan dia segera meninggalkan tempat itu untu mengembalikan domba-domba yang di gembalanya. "Gadis kecil, tunggulah disini beberapa saat, aku akan segera kembali dan juga membawakan makanan untukmu. Setelah itu, aku akan mengantarmu kembali ke perbatasan. Aku menduga kamu pasti anak dari salah satu prajurit yang menjaga perbatasan." Setelah menutupi keberadaan Fang Yin dan dia merasa Fang Yin aman, anak lelaki itu segera meninggalkan Fang Yin dan segera kembali ke padang rumput untuk mengembalikan domba-dombanya.
Sementara itu, Lu Zhang Hao paman Fang Yin sangat panik karena sudah hampir malam tetapi keponakannya tidak juga kembali. Padahal tadi di sudah memperingatkan agar Fang Yin tidak pergi jauh-jauh. Bahkan saat Lu Zhang Hao bertanya kepada putrinya Lu Yue, putrinya itu tidak tahu karena dia sedang asik merajut sebuah dompet untuk dia berikan kepada Fan Yin di hari ulang tahunnya yang hanya tinggal beberapa hari.
"Aku benar-benar tidak tahu, Ayah. Bukankah aku sejak pagi terus berada di dalam kamar?" Jendral Lu Zhang Hao mengangguk membenarkan apa yang di katakan oleh putrinya. Dia kemudian segera meninggalkan kamar putrinya dan kembali mencari keponakannya. Fang Yin di titipkan kepadanya sejak dia masih berusia dua tahun karena saat itu kedua orangtua Fang Yin yang merupakan seorang putra mahkota mahkota di bunuh oleh orang terdekatnya sendiri karena perebutan kekuasaan. Itu adalah hal yang biasa terjadi di kalangan kerajaan, apalagi seorang raja yang memiliki banyak istri seperti kakek Fang Yin.
Sementara itu, saat ini Fang Yin sudah mulai tersadar, dia perlahan membuka matanya dan mendapati dirinya berada di sebuah gua. Fang Yin juga menemukan kelincinya tertidur dengan nyaman di pangkuan seseorang. Seorang anak lelaki yang sepertinya seusia dengannya. Atau misalkan dia lebih tua, Fang Yin menduga usianya hanya beberapa tahun lebih tua darinya. Fang Yin kemudian beranjak dari tepat tidur yang terbuat dari tumpukan jerami. Fang Yin kemudian segera mendekati anak lelaki itu untuk mengambil kembali kelincinya dan dia harus segera pulang ke rumah Pamannya.
Dengan perlahan Fang Yin mendekati anak lelaki yang tadi membuatnya pingsan dan akan mengambil kelincinya saat pergelangan tangannya tiba-tiba di pegang oleh anak lelaki itu yang ternyata sudah terbangun. "Kamu mau apa?" tanyanya dengan nada yang cukup galak dan hal itu membuat Fang Yin membelalakkan matanya.
"Aku hanya ingin mengambil kelinciku karena aku harus kembali. Aku yakin saat ini Pamanku sedang sangat panik mencari keberadaanku." Jawab Fang Yin dengan nada yang tidak kalah galak. Gadis itu sangat pintar dan juga agak tomboy. "Aku akan mengantarmu kembali besok pagi, tetapi kalau sudah malam, banyak binatang buas yang berkeliaran disini. Kita tidak akan aman." Fang Yin menundukkan kepalanya dan kembai naik di atas tumpukan jerami tetapi dia hanya duduk, tidak tidur lagi.