Dengan terpaksa aku harus menahan rasa sakit kepalaku dan jangan lagi menunjukkannya di depan mereka. Aku tak mau mendengar ucapan yang menyakitkan.
"Sudahlah! Kau sangat membosankan," kata Papa membuatku meliriknya. Dia melanjutkan, "Jika aku tahu kau berbohong, aku akan memenggal kepalamu. Lebih baik kau kembali bekerja dan jangan pernah melakukan hal yang sama lagi. Beritahukan aku kalau kau akan pergi ke manapun dan aktifkan handphonemu itu. Untuk apa memilikinya kalau tidak berguna!" lanjutnya sembari berjalan meninggalkan ruangan ini bersama dengan Hotaka.
Aku memukul meja laci yang ada di sampingku dengan keras. Sial! Pria tua itu terus membuatku naik pitam. Seharusnya aku tidak kembali saja dan terus membuatnya emosi serta mengurusi perusahaan ini sendirian. Kalau tahu akan terjadi hal ini, tak akan sudi aku kembali. Sialnya aku malah hilang ingatan membuat kebencianku terhadapnya menghilang dan sekarang aku menyesal sudah ke sini. Brengsek!
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com