webnovel

Rift Raider King

Kedamaian. ーーーーーーーーーーーーーーーーーーーーーーーー Dahulu kala dunia ini dipenuhi kedamaian. Kedamaian itu hancur saat insiden terlarang itu terjadi. Dunia, tidak sama seperti dulu lagi. Ribuan tahun berlalu sejak tragedi itu. Manusia hidup dengan tentram. Suatu hari, serangkaian bencana melanda dunia kembali. Manusia yang berjuang melawan bencana itu disebut dengan Rifters. Di tengah bencana yang melanda, ada sebuah insiden yang menyebabkan sekelompok orang yang entah bagaimana berpindah dimensi ke dunia ini. Salah satu anggotanya, Daniel berjuang di dunia barunya untuk mencari keluarga dan juga temannya. Akankah dia berhasil mencapainya saat dia memiliki teman misterius yang belum pernah dia temui?

Lexifanyaa · Anime und Comics
Zu wenig Bewertungen
10 Chs

A Clue

Gelap.

Daniel kembali ke ruang hampa itu lagi. Dia mulai terbiasa, itu dibuktikan saat Daniel ingin duduk. Di bawahnya muncul pemandangan seorang pria bersayap melawan ular raksasa. Pemandangan berganti menjadi pasukan penunggang kuda bersayap menerjang kawanan monster dan makhluk hitam di depannya. Pemandangan berhenti pada saat muncul cahaya yang hanya menyinari satu titik di tengah medan perang itu. Cahaya itu berada di puncak bukit yang merupakan titik tertinggi di seluruh dataran peperangan itu. Banyak makhluk yang melupakan pertarungannya dan segera menuju cahaya di bukit itu.

Waktu berlalu, berjalanlah sebuah cahaya yang membentuk tubuh manusia memakai armor di antara mayat-mayat makhluk. Tujuannya sangat jelas, yaitu cahaya di puncak bukit. Makhluk lain yang masih berdiri di sekitarnya dengan sadar berjalan menjauh, memberi ruang untuk cahaya berarmor itu lewat. Akhirnya makhluk itu sampai di puncak bukit. Setelah beberapa nafas berlalu, bukit itu mulai meledakkan cahaya ke seluruh penjuru. Saat cahaya itu mulai menghilang, hanya tersisa setitik cahaya berdiameter 3 meter melesat ke atas lalu terpecah menjadi tujuh belas cahaya kecil yang segera meninggalkan bukit itu dan medan perang sekitarnya. Makhluk berarmor yang berada di puncak bukit itu menghilang tanpa meninggalkan jejak.

*bugh*

Daniel terbangun saat dia terkejut melihat salah satu cahaya tadi melesat menembus dirinya. Membuatnya terjatuh dari sofa. Dia berdiri lalu melihat kasur. Di sana terlihat wanita berambut putih tidur dengan damai. Saat berjalan ke dapur, dia sempat melirik lagi Arisu dan membuatnya terkejut. Rambut Arisu tergerai, dasinya mengendor dan kancing atasnya terbuka. Daniel yang memperhatikan itupun mencoba tetap tenang dan segera membuat sarapan.

"(Zed. Kau di situ?)"

*(Ada apa, Manusia?"*

"(Tolong carilah Sin sekali lagi. Kumohon.)"

*"Astaga. Itu lagi. Sudah berapa kali kukatakan padamu? Aku terlalu bosan mendengarnya."*

"(Yah, mau bagaimana lagi. Sin tidak meninggalkan jejak apapun. Aku yakin dia diculik seseorang.)"

"Hnngh~"

"(Heh, dia bangun. Kita lanjutkan nanti, Zed.)"

*"Terserah kau saja."*

"N-nieru? Kau di sini?!" Arisu terkejut melihat Daniel berada di dapur.

"Yah, tentu. Kemarin kita kan habis mencari Shinki."

"Yah, b-benar juga. A-apa kita tidur bersama?"

*uhuk* "Tentu saja tidak. Apa yang kau pikirkan tentangku?"

"Y-yah, aku tidak memikirkannya! A-aku juga tidak mau satu kasur denganmu. Ingat itu?!"

"Tentu tentu. Sekarang sarapanlah. Aku sudah selesai memasaknya."

Daniel membawa sepasang piring yang berisi nasi omelet ke meja makan. Arisu mengikat rambutnya lalu duduk di meja makan. Daniel yang melihatnya segera mengalihkan pandangannya.

"Kau pikir ke mana dia pergi?" Daniel mengangkat suara.

"Entahlah. Kita tidak begitu dekat. Dia Tim 6 dan aku Tim 4. Aku kemari hanya untuk berbicara dengannya membahas penaklukan Rift selanjutnya."

"Oh, begitu.. Tentang Rising Hope, bagaimana tempatnya?"

"Tunggu dulu. Kau bukan anggota guild manapun, kan?"

"Aku tidak memutuskan untuk bergabung di manapun."

"Phew, ok. Kupikir Rising Hope yah, sedikit di atas rata-rata. Timku berisi enam orang. Separuh Rank SS dan Rank S. Aku termasuk yang terakhir. Untuk Tim 1, aku hanya tahu kalau mereka beranggotakan Rank SS semua. Rumor mengatakan kalau mereka hanya berempat. Tim 2, 3 dan 5 sama seperti Timku. Lalu Tim 6 sampai 8 berisi enam orang juga tapi hanya ada satu Rank SS di antaranya." Arisu sejenak berhenti untuk menyuap makanannya.

"Wew.. 14 orang Rank SS. Kuyakin Rising Hope tidak hanya mempunyai mereka saja.

"Kau benar. Para petinggi juga Rank SS semua."

Daniel selesai makan, lalu Arisu menyusul. Mereka memutuskan untuk berpencar mencari Sin. Arisu akan berusaha melalui guildnya dan Daniel akan mencari orang-orang yang mencurigakan. Mereka langsung berangkat saat itu juga.

-

Daniel berjalan tanpa arah. Dia belum tahu harus mulai mencari Sin dari mana. Satu-satunya pusat informasi yang dia tahu hanya dia, President Gerard. Dia berusaha agar tidak terlalu banyak berinteraksi dengan Gerard. Itu akan membuat masalah baru untuknya. Karena dia telah sampai Rifters Hall dan lelah berjalan, Daniel menuju atapnya.

*whoos*

*(Hey, Manusia. Mau kuberi tahu sesuatu?)*

"(Eh, tentu.)"

*(Aku mengetahui keberadaan kawanmu. Tapi ini tidak gratis, akan kutagih saat kau selesai melakukan permintaanku ini.)*

"(Wao, keren.)"

*(Yang kau lakukan sekarang adalah tuntaskan tujuanmu datang ke sini.)*

"(Yang benar saja..)"

-

Daniel menuruni tangga gedung. Lalu berjalan menuju ruangan berpapan [President Gerard]. Daniel sadar akan sesuatu, lalu dia segera ke kamar mandi untuk memenuhi panggilan alam dan juga merapikan pakaiannya. Setelah selesai, dia kembali ke pintu ruangan Gerard.

*tok tok tok*

Tidak menunggu lama, pintu terbuka.

"T-tuan Nieru. Ada yang bisa saya bantu?" Ueno dengan sigap menelan keterkejutannya.

"Aku ingin berbicara dengan President Gerard."

"Kenapa anda tidak membuat janji temu, Tuan?"

"Maaf, aku buru-buru. Ada temanku yang menghilang."

"Kalau begitu, silahkan masuk.

Ueno mempersilahkan. Daniel kembali menunggu Gerard di dalam. Tapi berbeda dengan sebelumnya, kali ini Daniel menunggu di meja sudut ruangan dengan kursi dan sofa separuh mengitarinya. Beberapa menit berlalu, Daniel penasaran di mana penghuni ruangan ini berada.

*cklek*

"Maaf membuatmu menunggu, Tuan Nieru. Ada yang bisa kulakukan untukmu?" Gerard masuk melalui pintu samping diikuti oleh Ueno.

"Ada yang ingin kubicarakan denganmu, President Gerard."

"Oh, apakah itu? Bersedia untuk segelas bir, Tuan Nieru?" Ueno lalu menyiapkan minumannya.

"Shinki menghilang. Tidak ada jejak apapun tentangnya di guild dan apartemennya."

"Hmm.. Ini jelas merupakan masalah. Untuk saat ini akan kuperlihatkan daftar Ranks Rifters." Gerard mengisyaratkan Ueno untuk mengambilnya.

"Silahkan, Tuan."

"Terima kasih." Daniel membolak-balik berkas itu.

[Yamada Nobunaga [-] Rank SS]

[Jacob Hugh [-] Rank SS]

[Huo Yi [-] Rank SS]

[Tarou Kotomine [-] Rank SS]

[Neesch [Heosphoros's Chain] Rank SS]

[Gerard Anemo [-] Rank SS]

[Reine Inuyama [Athena's Crown] Rank SS]

[Jacovich Ptryoska [Cursed Bible] Rank SS]

[Yun Zaoyi [Zhuge Liang's Blessing] Rank SS]

[Iana Sjöergei [Munnin's Tear] Rank SS]

Daniel hanya memperhatikan peringkat sepuluh ke atas dari daftar yang diberi Ueno. Dia melihat banyak nama-nama asing di sana. Dia baru menyadari bahwa Artifact-Artifact dari dalam Rift berasal dari berbagai macam mitologi maupun legenda. Satu nama yang sempat mengganjal di pikiran Daniel, yaitu Neesch. Dia tidak ingin memusingkannya sekarang karena saat ini dia sedang mencari Sin.

"Artifact yang tertulis di sini sudah cukup terkenal. Untuk yang tidak tertulis, itu dirahasiakan."

"Seperti itu.."

"Bagaimana, ada sesuatu yang kau dapat dari sini?"

"Selain nama yang tidak kukenal, hanya Neesch yang menarik perhatianku. Bisa aku minta salinan daftarnya?"

"Tentu. Tolong, Ueno."

"Silahkan, Tuan." Ueno selesai membuat salinan daftar tersebut.

"Terima kasih atas bantuan anda, President Gerard." Daniel hendak beranjak dari kursinya.

"Senang membantu anda, Tuan Nieru. Berhati-hatilah."

Daniel berjalan pergi setelah bersalaman dengan Gerard dan membungkuk pada Ueno. Setelah dirasa Daniel telah pergi, Gerard duduk di kursinya dengan peta di hadapannya.

"Ada kabar tentang Tarou?"

"Iya, Tuan President. Mereka memutuskan untuk melaksanakan rencananya." Ueno menyiapkan segelas bir untuk Gerard.

"Hahh.. Dia keras kepala sekali." Gerard meneguk habis minumannya.