Alice jatuh berlutut. Seluruh tenaganya menguap begitu saja melihat adiknya terkapar dan meregang nyawa. Tawa Nataline yang menggelegar memecah kesunyian memunculkan sebuah percikan api dalam diri Alice. Dadanya terasa panas, seperti terbakar dari dalam lautan api. Air mata yang mengucur deras tidak memadamkan amarah yang menggelora.
"Apa kau ingin menemui Lizzie di luar dan berpindah waktu?" tanya Lagossia ketika melihat tubuh gadis itu diseret ke suatu tempat. Alice mengikuti ke mana wanita itu melangkah sambil mengusap kasar air mata yang sulit berhenti. Dan jawaban yang Alice berikan, cukup membuat Lagossia tersenyum lebar dari balik kain usangnya.
"Nanti saja… Aku ingin melihat apa saja yang Nataline lakukan padanya dan tidak akan melupakan kejadian ini."
Tapi untuk memastikan, ia pun bertanya lagi tentang keputusan yang diambil itu. "Kau yakin, Alice? Aku bisa membawamu dan Lizzie melompati waktu cukup jauh hingga kita melihat kematian Thomas di tangan Nataline."
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com