("Lagipula, kita memang sudah tidak ada waktu lagi. Sekarang atau mungkin beberapa hari yang akan datang, Lizzie harus tahu. Seperti yang aku bilang tadi, mereka sudah mulai bergerak gara-gara Si Kelinci Hitam itu yang seharusnya tidak ada di sini.")
Kalimat itu muncul di pikiran. Saking jelasnya ingatan yang baru didapatkan tersebut, sampai-sampai suara bass milik Lucifer yang begitu menawan dan menggelitik telinga juga terdengar—meskipun sudah lama sekali ia tidak bertemu dengannya. Sepasang mata beriris merah itu nyalang memandang ke bentukan kepala dari sosok di balik kain putih usang itu. Tidak ada rasa takut yang terpancar di dua matanya, justru tampak seperti membangkang.
"Hey, Lagossia. Kau sengaja melompati waktu sejauh ini… karena kau tidak ingin melakukan kontak mata juga dengan Lucifer, kan?"
"Lu-lucifer The Fallen Angel? Kau bertemu dengannya?!" kaget Thomas.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com