Sesaat kemudian Hina masuk ke kelas dan berteriak
"Oi Cumi chan!!"
"Heh ... bisa gak gak usah panggil aku cumi cumi?!", ucap ku kesal dan tetap fokus bermain game di smartphone ku.
"Gak mau ah ... eh itu loh di cariin cowok kelas sebelah ...", kata Hina menunjuk ke laki laki rambut hitam dengan kacamata di wajah nya.
"Eh iya ... ngomong ngomong ... mana kacamata mu?", tanya Hina menyadari aku tak memakai kacamata ku lagi.
"Hmm ... pecah ku banting", jawab ku dengan nada datar lalu berdiri dan melangkah menghampiri laki laki yang ditunjuk Hina.
"Halo ... namamu Kazumi sang penyelamat kan?", kata laki laki itu.
Cih ... sebutan itu lagi ... dia pasti pemain game sialan itu ...
"Hmm ... terserah ... ada apa mencari ku?", tanya ku dengan wajah cuek.
"Aku adalah Game Master dari [RE]START, nama ku Shotaro Riku", ucap nya sembari sedikit membungkuk kan badan nya.
"Hmm ... terus ...",
"Aku ingin merekrut mu menjadi anggota Game Master atas perintah pemilik perusahaan kami", jelas Riku sembari memberikan kartu nama nya.
Ini beneran kartu nama dari kantor [RE]Electronic?!
Dia gak bercanda ternyata ...
"Kenapa harus aku?", tanya ku setelah melihat kartu nama itu sejenak.
"Ya karena kamu berhasil menghapus virus berbahaya itu sendiri ...",
"Aku gak sendiri, bahkan teman ku sampai tewas saat melindungi ku waktu itu ... kau pikir setelah kejadian itu aku mau bekerja di tempat busuk kalian itu?", sela ku karena dia tak menganggap teman teman yang membantu ku saat itu.
"Emm ..."
"Sudah lah ... buang buang waktu aja", ucap ku kesal lalu kembali masuk ke kelas ku.
Aku kembali duduk di bangku ku dengan perasaan sedikit kesal.
"Oi Cumi chan, kenapa? apa dia mau merebut pacar mu?", tanya Hina setelah melihat ku duduk dengan wajah kesal.
"Pacar yang mana?, dia menawari ku gabung jadi Game Master di game baru dari developer virusan itu", jelas ku.
"Woah ... apa kau menerima nya?", tanya nya mendekatkan wajah nya ke wajah ku.
"Oi ... aku menolak nya", jawab ku menjauhkan wajah Hina dari wajah ku.
"Yahh .. padahal kan kalo kamu Game Master, aku bisa minta [RE]Money seenak nya hehe", ucap nya dengan sedikit tawa sembari menggaruk kepala nya.
-([RE]Money= uang yang digunakan untuk berbelanja di dalam game dari developer [RE]Electronic)-
"Cih ... dipikiran mu cuma game aja ... apa kau tau nasib Game Master dari game [RE]SEKAI?", tanya ku mengingatkan nya.
"Ehhmm ... mereka yang mati pertama gara gara virus itu, oh iya juga ...", kata Hina mengingat kejadian setahun lalu.
"Apa kau ingin aku mati duluan kalo ada virus lagi?", tanya ku dengan nada kesal.
"Gak lah Cumi chan ku yang ganteng ... kalo kamu mati kan gak ada yang ku panggil Cumi Cumi lagi ...", kata Hina sembari mencubit pipi ku dengan tangan nya.
"Hoi!! sakit tau!", teriak ku berusaha melepas tangan nya dari pipi ku.
Disaat yang sama Takumi kembali ke kelas lalu duduk di bangku nya yanga da di depan bangku ku.
"Heh ... kalian ini malah pacaran", sindir Takumi.
"Oh ... bilang aja kamu iri kan? Kumi chan ...", kata Hina lalu mencubit pipi Takumi seperti yang ia lakukan padaku barusan.
"Sukurin tuh Kumi chan ...", ucap ku dengan nada datar.
"Oi Hina!! Stop stop ... aku mau ngomong penting" kata Takumi berusaha menghentikan tangan Hina yang terus mencubit pipi nya.
Dan saat itu juga Hina berhenti mencubit pipi Takumi.
"Emang apa yang penting Takumi?", tanya Hina.
"Pulang sekolah aku mau ke game center buat beli game baru itu, tapi kan game center di kota kan jauh", kata Takumi.
"Bilang aja minta anterin ...", ucap ku dengan nada datar.
"Hehe ... kebiasaan nya Kumi chan gampang di tebak", timpal Hina dengan sedikit tawa.
"Plissss ya ya ... kan cuma kamu yang punya mobil sama bisa nyetir nya ...", ucap Takumi memohon.
"Aku juga mau jalan jalan Cumi chan ... pliss ya", tambah Hina dengan wajah memelas nya.
"Aahh ... oke oke ... tapi harus ada bayaran nya loh ...", ucap ku.
"Hmm ... oke lah aku bakalan beliin kamu game baru itu juga", jawab Takumi.
"Aku juga mau sekalian beli lah kalo gitu ... tapi kayak nya uang ku gak cukup deh" Kata Hina.
"Udah udah ... pokok nya kita satuin uang kita buat beli tiga game itu, kalo ada yang kurang aku bakal tambahin deh", ucap ku.
"Cumi chan baik banget ... jadi pengen nyubit lagi deh ...", kata Hina bersiap menyubit ku.