webnovel

remember that day

Airin Kamiliana, wanita yang hampir selalu baik-baik saja dalam hidup. Terlahir dalam keluarga yang berkecukupan, memiliki orangbtua yang sangat mencintainya, tumbuh menjadi wanita cantik dan cerdas, hingga dinikahi oleh laki-laki yang behitu mencintainya dan dicintainya. Seperti ini kan perjalanan hidup yang diinginkan semua orang? Dan Airin beruntung bisa menjalani kehidupan sempurna seperti ini Namun, bukan hidup tidak pernah akan sesempurna itu. Begitu pula yang akhirnya harus Airin rasakan. Dia akhirnya harus merasakan perihnya kecewa dan penghianatan. Bian, pacar yang sudah sekian tahun ia pacari dan kini sudah menjadi suaminya dengan tega membuat keputusan untuk menceraikannya karena tergoda oleh sahabat lamanya. Namun, untuk menutupi semua kesalahamnya dia justru menuduh Airin berselingkuh dengan sahabat lamanya juga Setelah persidangan memutuskan perceraian mereka secara resmi, hari-hari penuh kenangan terus menjadi bayang-bayang untuk Airin dan Bian. Seperti banyak kalimat bijak yang sering kita dengar, kita akan merasa sangat menyesal setelah kita kehilangan. Dan yaps... Bian akhirnya membuktikan kebenaran kalimat bijak itu. Bian kini terus menyesal karena melepaskan Airin. Namun apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur. Airin sudah menemukan kehidupan barunya, kebahagiaan barunya. Apakah Bian akan yega datang lagi kepada Airin dan menghancurkan kehidupan bahagia Airin untuk kedua kalinya?

Galuh_Fifiana · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
377 Chs

Bagian 44

Tiba-tiba bunda menghentikan kalimatnya karena dia mendengar suara Airin tersedu di pangkuannya.

Airin menangis tersedu karena sudah tidak sanggup untuk menahan tangis. Kini dia sudah tidak peduli jika sang Bunda mengetahui kerapuhan hatinya. Dia menyembunyikan wajahnya dalam pangkuan sang bunda. Airin terlihat menangis tersedu hingga napasnya terasa berat dan tercekat.

"Bund… nda… Ai….Airin… masih ingin bersama Alif," kata Airin dengan suara yang terputus-putus.

"Iya, Bunda mengerti bagaimana perasaan kamu. Bunda mengerti kamu butuh waktu," kata bunda.

"Maafkan Airin, Bund. Maaf," kata Airin sambil menegakkan tubuhnya.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com