webnovel

remember that day

Airin Kamiliana, wanita yang hampir selalu baik-baik saja dalam hidup. Terlahir dalam keluarga yang berkecukupan, memiliki orangbtua yang sangat mencintainya, tumbuh menjadi wanita cantik dan cerdas, hingga dinikahi oleh laki-laki yang behitu mencintainya dan dicintainya. Seperti ini kan perjalanan hidup yang diinginkan semua orang? Dan Airin beruntung bisa menjalani kehidupan sempurna seperti ini Namun, bukan hidup tidak pernah akan sesempurna itu. Begitu pula yang akhirnya harus Airin rasakan. Dia akhirnya harus merasakan perihnya kecewa dan penghianatan. Bian, pacar yang sudah sekian tahun ia pacari dan kini sudah menjadi suaminya dengan tega membuat keputusan untuk menceraikannya karena tergoda oleh sahabat lamanya. Namun, untuk menutupi semua kesalahamnya dia justru menuduh Airin berselingkuh dengan sahabat lamanya juga Setelah persidangan memutuskan perceraian mereka secara resmi, hari-hari penuh kenangan terus menjadi bayang-bayang untuk Airin dan Bian. Seperti banyak kalimat bijak yang sering kita dengar, kita akan merasa sangat menyesal setelah kita kehilangan. Dan yaps... Bian akhirnya membuktikan kebenaran kalimat bijak itu. Bian kini terus menyesal karena melepaskan Airin. Namun apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur. Airin sudah menemukan kehidupan barunya, kebahagiaan barunya. Apakah Bian akan yega datang lagi kepada Airin dan menghancurkan kehidupan bahagia Airin untuk kedua kalinya?

Galuh_Fifiana · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
377 Chs

Bagian 233

"Beneran ya kamu datangnya pagi? Awas kalau sampai kamu datang siang setelah matahari muncul setinggi-tingginya di langit," ujar Airin.

"Iya, aku janji aku kan datang pagi-pagi banget. Tapi, kamu juga harus janji kalau aku sampai sini kamu harus sudah siap. Jangan sampai kamu malah belum mandi dan belum siap-siap besok ketika aku sampai di sini," ujar Alif meminta Airin balik berjanji.

"Iya, siapa takut. Aku pasti sudah siap saat kamu datang ke sini," ujar Airin dengan sangat yakin.

"Beneran loh ya… Awas kalau sampai kamu besok belum siap, aku tinggalin kalau kamu masih belum siap," ujar Alif.

"Iya," jawab Airin dengan tegas.

.

.

.

Di ruang tamu…

Bunda berjalan dengan cepat menghampiri sang suami yang sedang menikmati segelas the pahit sambil membaca surat kabar hari ini di atas sofa ruang tamu yang empuk dan mewah.

"Yah, Ayah…" panggil Bunda dengan suara yang terdengar ditekan.

"Hmmm…" sahut Ayah cuek.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com