webnovel

remember that day

Airin Kamiliana, wanita yang hampir selalu baik-baik saja dalam hidup. Terlahir dalam keluarga yang berkecukupan, memiliki orangbtua yang sangat mencintainya, tumbuh menjadi wanita cantik dan cerdas, hingga dinikahi oleh laki-laki yang behitu mencintainya dan dicintainya. Seperti ini kan perjalanan hidup yang diinginkan semua orang? Dan Airin beruntung bisa menjalani kehidupan sempurna seperti ini Namun, bukan hidup tidak pernah akan sesempurna itu. Begitu pula yang akhirnya harus Airin rasakan. Dia akhirnya harus merasakan perihnya kecewa dan penghianatan. Bian, pacar yang sudah sekian tahun ia pacari dan kini sudah menjadi suaminya dengan tega membuat keputusan untuk menceraikannya karena tergoda oleh sahabat lamanya. Namun, untuk menutupi semua kesalahamnya dia justru menuduh Airin berselingkuh dengan sahabat lamanya juga Setelah persidangan memutuskan perceraian mereka secara resmi, hari-hari penuh kenangan terus menjadi bayang-bayang untuk Airin dan Bian. Seperti banyak kalimat bijak yang sering kita dengar, kita akan merasa sangat menyesal setelah kita kehilangan. Dan yaps... Bian akhirnya membuktikan kebenaran kalimat bijak itu. Bian kini terus menyesal karena melepaskan Airin. Namun apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur. Airin sudah menemukan kehidupan barunya, kebahagiaan barunya. Apakah Bian akan yega datang lagi kepada Airin dan menghancurkan kehidupan bahagia Airin untuk kedua kalinya?

Galuh_Fifiana · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
377 Chs

Bagian 169

Raya segera mematikan panggilan telepon dari Rama tersebut dengan kesal.

"Mau apa lagi sih? semalam kan sudah aku kasih tahu kalau kita selesai sampai di sini aja, kenapa sekarang dia masih aja hubungin aku? Kalau sampai Mas Bian tahu kan bisa jadi masalah lagi, ih!" gumam Raya.

"Ra… lama banget sih," protes Bian yang sudah menunggu Raya membawakan sarapannya.

"Iya, Mas. Sebentar," kata Raya sambil mematikan ponselnya agar Rama tidak bisa menghubunginya.

"Semoga aja kamu nggak nekad ya, Ram. Semoga kamu bisa mengerti aku," doa Raya lirih.

Raya kemudian meninggalkan ponselnya kembali di atas meja dan pergi menuju ke balkon untuk menemui Bian.

"Kamu lama banget sih, ngapain aja di dalem?" tanya Bian saat Raya muncul.

"Nggak ngapa-ngapain, Mas. Itu loh, ngecek ponsel aku. Kok mati gitu," ujar Raya.

"Mati? Rusak?" tanya Bian.

"Nggak kok, Mas. Mungkin hanya karena kehabisan baterai. Orang kemarin nggak aku charge dayanya," jawab Raya.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com