webnovel

remember that day

Airin Kamiliana, wanita yang hampir selalu baik-baik saja dalam hidup. Terlahir dalam keluarga yang berkecukupan, memiliki orangbtua yang sangat mencintainya, tumbuh menjadi wanita cantik dan cerdas, hingga dinikahi oleh laki-laki yang behitu mencintainya dan dicintainya. Seperti ini kan perjalanan hidup yang diinginkan semua orang? Dan Airin beruntung bisa menjalani kehidupan sempurna seperti ini Namun, bukan hidup tidak pernah akan sesempurna itu. Begitu pula yang akhirnya harus Airin rasakan. Dia akhirnya harus merasakan perihnya kecewa dan penghianatan. Bian, pacar yang sudah sekian tahun ia pacari dan kini sudah menjadi suaminya dengan tega membuat keputusan untuk menceraikannya karena tergoda oleh sahabat lamanya. Namun, untuk menutupi semua kesalahamnya dia justru menuduh Airin berselingkuh dengan sahabat lamanya juga Setelah persidangan memutuskan perceraian mereka secara resmi, hari-hari penuh kenangan terus menjadi bayang-bayang untuk Airin dan Bian. Seperti banyak kalimat bijak yang sering kita dengar, kita akan merasa sangat menyesal setelah kita kehilangan. Dan yaps... Bian akhirnya membuktikan kebenaran kalimat bijak itu. Bian kini terus menyesal karena melepaskan Airin. Namun apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur. Airin sudah menemukan kehidupan barunya, kebahagiaan barunya. Apakah Bian akan yega datang lagi kepada Airin dan menghancurkan kehidupan bahagia Airin untuk kedua kalinya?

Galuh_Fifiana · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
377 Chs

Bagian 130

"Iya, semua pasti hanya karena kamu ingin sok-sokan jadi pahlawan buat Airin kan? Kamu hanya ingin terlihat hebat di hadapan dia," jawab Bian.

"Kurang ajar!" sebuah bogem langsung dilayangkan oleh Alif.

BUUUGH….

Suara bogem itu saat mendarat tepat di pipi Bian. Bian yang tidak terima dengan perlakuan ALif langsung membalas dengan hal yang sama. Pertarungan 2 jantan pun tidak dapat dielakkan. Mereka saling memukul dan menendang.

Jalanan komplek masih sepi, sama sekali tidak ada mobil, motor atau pun orang yang melintas jadi mereka bisa berkelahi sampai mereka berdua puas. Pukulan demi pukulan terus saja melayang dan mendarat di tubuh mereka, hingga mereka berdua sama-sama terkapar di atas aspal dengan wajah penuh luka dan tubuh yang sakit semua.

Bian dan Alif terengah-engah. Mereka kelelahan dan kesakitan. Dalam diam mereka saling memandang. Ego mereka masih sangat tinggi, mereka masih tidak saling berbicara hingga beberapa lama.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com