webnovel

remember that day

Airin Kamiliana, wanita yang hampir selalu baik-baik saja dalam hidup. Terlahir dalam keluarga yang berkecukupan, memiliki orangbtua yang sangat mencintainya, tumbuh menjadi wanita cantik dan cerdas, hingga dinikahi oleh laki-laki yang behitu mencintainya dan dicintainya. Seperti ini kan perjalanan hidup yang diinginkan semua orang? Dan Airin beruntung bisa menjalani kehidupan sempurna seperti ini Namun, bukan hidup tidak pernah akan sesempurna itu. Begitu pula yang akhirnya harus Airin rasakan. Dia akhirnya harus merasakan perihnya kecewa dan penghianatan. Bian, pacar yang sudah sekian tahun ia pacari dan kini sudah menjadi suaminya dengan tega membuat keputusan untuk menceraikannya karena tergoda oleh sahabat lamanya. Namun, untuk menutupi semua kesalahamnya dia justru menuduh Airin berselingkuh dengan sahabat lamanya juga Setelah persidangan memutuskan perceraian mereka secara resmi, hari-hari penuh kenangan terus menjadi bayang-bayang untuk Airin dan Bian. Seperti banyak kalimat bijak yang sering kita dengar, kita akan merasa sangat menyesal setelah kita kehilangan. Dan yaps... Bian akhirnya membuktikan kebenaran kalimat bijak itu. Bian kini terus menyesal karena melepaskan Airin. Namun apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur. Airin sudah menemukan kehidupan barunya, kebahagiaan barunya. Apakah Bian akan yega datang lagi kepada Airin dan menghancurkan kehidupan bahagia Airin untuk kedua kalinya?

Galuh_Fifiana · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
377 Chs

Bagian 120

Apa dia juga sekasar ini pada Airin? Apa selama ini Airin juga menerima perlakuan yang sama sepertiku? Apa sebenarnya Bian memang selalu sekasar ini? Apa yang pernah terjadi dalam kehidupan rumah tangga mereka? Apa karena Bian seperti ini jadi Airin tidak menentang perceraian mereka? Apa karena Bian sekasar ini Airin jadi tidak berusaha untuk mempertahankan Bian? Tapi, waktu itu Airin terlihat begitu sedih saat putusan persidangan dibacakan... Raya bertanya-tanya dalam hati.

Bian dan Raya sudah sampai di hotel mereka. Bian berhenti di halaman depan hotel.

"Turun," pinta Bian pada Raya.

"Hah?" Raya kebingungan.

"Turun. Masih kurang jelas?" Bian melakukan penekanan dalam setiap katanya.

"Kamu mau kemana?" tanya Raya yang menebak ada yang aneh lagi dengan Bian.

"Parkirin mobil," jawab Bian.

"Kok nggak sekalian aja tadi? Kan naiknya jadi bisa dari lift basement, kenapa aku diturunin di sini?" tanya Raya bingung.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com