webnovel

Reinkarnasi Sebagai Goblin

Manusia dari bumi tiba-tiba berada di sebuah tempat misterius. Ia bertemu dengan sebuah sosok yang menempatkannya ke dunia lain. Bagaimana petualangan tokoh utama kita dengan hidup baru sebagai goblin?

Arya_Hafiz_Saputra · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
37 Chs

Lantai 50 Goblin Den

Perjalanan kami menuju lantai 50 berjalan dengan lancar. Aku sudah lebih mahir dalam menggunakan tubuh baruku. Sepertinya wujudku sekarang lebih nyaman dipakai daripada wujud goblin. Namun entah kenapa, aku masih merasa kalau diriku masih harus menggunakan wujud goblin agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Entah apa hal yang menyebabkan perasaan ini muncul. Tetapi aku percaya dengan insting yang aku miliki sehingga nanti kedepannya aku juga tetap akan menggunakan wujud goblin sewaktu-waktu.

Tubuhku saat ini lebih dekat dengan fisik saat berada di bumi. Wajahku saat ini belum aku lihat namun menurut Hilda dan yang lain. Rambutku berwarna pirang dengan bola mata berwarna biru. Aku juga merasa wajahku tampan seperti brad pitt, paling tidak itu yang aku lihat dari pantulan cermin sihir yang aku buat

Menurut mereka, dari skor satu sampai 10. Wajahku mendapatkan skor sempurna. 9 dari 10 wanita pasti akan melirik ke arahku saat aku lewat. Mendengar hal itu aku sempat mengubah wajah menjadi lebih biasa, namun mereka semua menolaknya.

Daripada mengganti wajah, lebih baik aku pakai tudung untuk menutup wajahku nantinya. Bisa juga nanti aku mengenakan topeng. Banyak opsi yang bisa aku lakukan untuk mengatasi kerumunan nanti. Aku hanya bisa menuruti Hilda dan yang lain saja, lagipula dengan begini, akan lebih mudah untuk meminta restu orang tua mereka nanti. Tidak mungkin ada orang tua waras yang membiarkan anaknya menikah dengan seorang Goblin.

Wujud ini aku dapatkan dari skill [transformasi], banyak mana yang aku gunakan saat merubah struktur dari tubuhku. Apalagi saat menjaga wujud ini, terdapat beberapa mana yang harus keluar terus menerus. Meskipun tidak sebanyak saat merubah tubuh. Untungnya penyembuhan alami manaku bisa mengcover mana yang dibutuhkan untuk mempertahankan wujud ini.

Aku masih bisa menggunakan sihir saat berada di dalam wujud ini. Selama aku tidak menghabiskan seluruh mana dalam tubuhku, seharusnya tidak akan ada masalah. Karena itu aku tidak bisa menggunakan sihir secara bebas seperti saat wujudku sebagai goblin.

Kemampuan Freya dan Leia juga sudah meningkat sehingga membuat perjalanan menjelajahi dungeon menjadi lebih mudah. Meskipun 20 atau 30 goblin datang secara bersamaan, tim valkyrie mampu mengatasi mereka tanpa masalah.

Jarang sekali aku ikut campur dalam pertarungan mereka. Kadang aku maju sendirian unik meningkatkan kemampuanku. Pada lain waktu aku juga membantu ketika mereka menghadapi musuh yang terlalu banyak.

Terdapat banyak perangkat saat lantai 45 ke bawah. Untungnya skillku dan Leia cukup untuk mengatasi jebakan di dungeon ini. Entah apakah kemampuan kita akan cukup untuk perangkap di High dungeon. Karena aku belum pernah mencoba masuk ke tempat itu.

Beberapa jam kami habiskan untuk sampai ke lantai 50. Kami sempat beberapa kali istirahat sebentar di tangga dungeon sebelum melanjutkan perjalanan. Karena biasanya daerah situ aman dari serangan musuh.

Meskipun kami masih memiliki tenaga yang cukup. Kami memutuskan untuk istirahat dulu di depan gerbang Boss lantai 50. Karena ini adalah boss terakhir dungeon ini, pastinya level kesulitan di lantai ini akan sangat berbeda dengan lantai sebelumnya.

Aku percaya diri untuk menghadapi boss kali ini. Semua Anggota tim valkyrie juga sudah diperkuat dengan latihan dariku. Paling tidak mereka memiliki kesempatan lebih besar untuk menang dalam pertarungan. Namun tetap saja risiko mereka cukup tinggi tanpa perlindungan dariku.

"Bagaimana kondisi kalian? Apakah baik-baik saja?"

"Kami baik-baik saja Will." Jawab Hilda mewakili mereka semua.

Sepertinya memang tim valkyrie tidak terlalu lelah. Terlihat dari kondisi fisik mereka yang masih segar. Mereka masih memiliki energi lebih untuk bertarung. Namun kami tidak boleh lengah, sebisa mungkin kami harus berada dalam kondisi optimal untuk melawan boss.

"Hilda, Sera, Freya, Leia, bagaimana kalau aku mencoba teknik pijat ke kalian. Dari buku yang aku baca, seharusnya pijat ini akan membuat badan kalian lebih rileks dan menghilangkan rasa pegal di badan."

Mereka menatap satu sama lain dan menerima tawaran untuk pijat.

"Kami mau Will, bagaimana kamu akan memijat kami? Lantai dungeon ini keras loh, apakah kami harus berbaring di sini."

Aku tersenyum dengan jawaban Hilda lalu berkata "Tidak perlu khawatir. Coba lihat ini."

Dengan sihir tanah, aku membuat satu petak tanah menjadi rata. Kemudian aku mengeluarkan kasur dari [item box] yang aku bawa. Saat mencoba test kapasitas dari sihir ini, aku mencoba memasukkan berbagai macam barang. Salah satunya adalah kasur yang aku bawa ini.

Entah kenapa, aku merasa perlu untuk membawa kasur kemana-mana. Sepertinya keputusanku ini tepat sekali.

"Kamu membawa kasur di dalam [item box], Will?" Tanya Leia dengan wajah terkejut.

"Memang kamu selalu mempersiapkan segalanya dengan cermat, Will." Ucap Freya sambil menganggukan kepalanya.

Sera tanpa pikir panjang langsung melompat ke atas kasur dan mencobanya "Empuk sekali kasur ini Will, kamu beli dimana? Sihir tanah juga membuat kasur ini tidak bergoyang sehingga nikmati sekali dipakai di dalam dungeon."

Setelah menjawab pertanyaan Sera, aku mulai bertanya kepada mereka "Jadi…" aku menatap mereka semua satu per satu. "Siapa yang mau duluan di pijat?"

"Aku" mereka semua menjawab secara bersamaan.

Melihat hal itu, mau tidak mau, aku membuat sebuah undian untuk menentukan urutan pijat. Tidak disangka urutan yang muncul adalah Sera, Leia, Freya, dan Hilda. Sepertinya urutan ini dari dada terkecil hingga terbesar. Kebetulan yang sangat menarik

Satu per satu aku memijat mereka semua dengan seksama. Sesi pijat kurang lebih 10 menit untuk setia orang. Karena kalau terlalu lama, takutnya nanti akan terlena dan malah tidak akan fokus untuk untuk bertarung nanti.

Semua bagian tubuh mereka aku pijat satu per satu. Mulai dari kepala hingga ujung kaki. Bagian depan dan belakang juga tidak luput dari pijatan tanganku. Tidak ada bagian dari tubuh mereka yang terbebas dari sentuhan tanganku.

Semuanya sangat senang dengan pijatan yang aku lakukan dan pastinya mereka semua mengeluarkan suara yang merdu saat dipijat.

Sulit sekali untuk menahan nafsuku mendengar suara itu. Naga di sal tubuhku mulai bangkit dan ingin masuk ke dalam gua milik mereka.

'Sabar Will sabar. Nanti habis lawan boss kami bisa puas menikmati mereka.'

Setelah pijat selama 40 menit., 20 menit sisanya aku gunakan untuk istirahat. Kali ini aku yang meditasi di kasur sambil minta mereka untuk melakukan pemanasan setelah selesai menerima pijatan dariku.

"Sudah siap semuanya?" Tanyaku kepada mereka setelah istirahat yang cukup.

Memang tidak terlalu lelah melakukan pijat, namun damagenya kepada libidoku sangat terasa. Bisa bahaya kalau bertarung dengan kondisi sang ular berdiri tegak. Gerakan akan menjadi tidak nyaman nantinya. Kesalahan kecil seperti ini bisa fatal saat bertarung nanti.

Mengecek perlengkapan dan kondisi tubuh untuk terakhir kali, aku berdiri di depan pintu sambil menatap Hilda dan yang lain. Kami mengganggu satu sama lain dan aku mulai membuka pintu secara perlahan.

Kami semua masuk ke dalam ruangan. Monster di dalam ruangan mulai terlihat di hadapan kami. Pintu dungeon telah terbuka lebar sehingga kami bisa melihat dengan jelas musuh apa yang akan kami hadapi di lantai 50 ini.

Jumlah monster dalam ruangan ini sangat banyak. Hitungan kasar saja sekitar 500 ekor. Sepertinya catatan yang aku baca sudah tepat. Untungnya aku sudah membaca beberapa informasi dari buku itu.

Boss untuk lantai ini adalah goblin emperor dengan anak buah dari berbagai macam kelas goblin. Semua goblin di dalam ruangan ini membawa senjata sesuai dengan kelas mereka.

Dilihat sekilas, kualitas senjata mereka semuanya adalah ranking B. Tidak ada yang menggunakan senjata di bawah kualitas itu. Hebat sekali monster bisa memiliki perlengkapan seperti itu. Siapa yang memberikan senjatanya? apakah core dari dungeon ini?

Untungnya saja perjalan ke bawah sini, kami selalu rutin untuk mengecek kondisi pelengkap kami dan menggantinya dengan senjata ranking tinggi yang sesuai dengan budget kami.

Kami juga sempat mendapat kan perlengkapan dari peti harta karun yang kami buka saat menjelajahi dungeon. Sehingga perlengkapan kami kurang lebih memiliki ranking yang sama dengan mereka.

Bisa saja aku langsung menggunakan perlengkapan dengan ranking tinggi. Namun aku memutuskan untuk memakai perlengkapan yang sesuai dengan kemampuan anggota valkyrie. Kalau kemampuan kita terlalu bergantung dari alat yang kita pakai. Bisa repot nantinya jika perlengkapan itu hilang. Skill diri sendirilah yang paling penting.

Jumlah anggota kami jelas kalah telak dari mereka. Meskipun begitu, aku percaya kami bisa melalui ini bersama. Apalagi kalau memang kami terdesak, aku hanya perlu membuat barrier untuk melindungi mereka semua.

Setelah itu, semua musuh bisa aku musnahkan rata dengan sihir tingkat tinggi. Meskipun butuh waktu untuk melakukannya, aku yakin Hilda dan yang lain bisa memberikan waktu yang cukup saat waktunya tiba. Namun semoga saja hal itu tidak akan sampai terjadi.

"Memang cocok untuk pertandingan terakhir di dungeon ini. Bersiap untuk maju kalian semua! Jangan lelah dan perhatikan kondisi satu sama lain!"

"Siap, Will!"

Kami semua maju setelah kata sambutan yang kubuat. Ayo maju gobin, kalian akan aku basmi satu per satu. Meskipun spesies diriku sama dengan mereka, aku tidak masalah membunuh ras yang sama denganku.

Chapter 34 telah rilis. Menurut kalian, bagaimana kisah novel sejauh ini? aku penasaran dengan saran dan kritik kalian. Sampai jumpa pada chapter berikutnya.

Arya_Hafiz_Saputracreators' thoughts