"Vin, ada yang nyari." Ucap Vian menepuk bahu Alvin. Cowok itu sedang memainkan laptopnya.
Dahi Alvin mengernyit. Seingatnya dia tidak membuat janji dengan siapapun. "Siapa?"
"Rayhan, katanya namanya sih Rayhan." Jawab Vian.
"Rayhan siapa? Gue ga punya temen namanya Rayhan?" Alvin masih bingung.
"Ck, kayanya dia adek kelas kita deh. Dia dateng masih pake seragam sekolah kita dulu." Jawab Vian kesal. Sudah diberitahu bukannya keluar malah terus saja bertanya-tanya.
Alvin segera keluar dari kamarnya.
"Benar-benar ya tuh anak, udah gue panggilin naik ke atas, malah gue ditinggal." Gerutu Vian. Lalu dia menyusul Alvin ke bawah.
Sesampainya di ruang tamu, ia melihat lelaki bertubuh tinggi sedang berdiri membelakangi pintu rumahnya. Ternyata tebakan Alvin benar. Ini Rayhan yang sama dengan Rayhan yang hampir berkelahi dengannya.
"Ada apa?" Tanya Alvin membuat Rayhan membalikkan tubuhnya.
"Gue mau ngomong sama lo." Ucap Rayhan.
Alvin mengangguk. "Masuk!"
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com