webnovel

Ray dan Fay

Berpacaran dengan sahabat semasa kecil?mengapa tidak!Itulah yang dilakukan antara Ray dan Fay. Benih-benih cinta tumbuh saat mereka baru menginjak bangku SMA. Merekapun sepakat menjalin cinta, dan kemana-mana selalu berdua Tapi sebuah kesalahpahaman membuat hubungan mereka kandas dan terpisah.

Andhien_ih · Urban
Zu wenig Bewertungen
2 Chs

Bab 2

Sore menjelang, Ray masih berada di rumah Fay namun kini mereka pindah di ruang tamu.Bunda Mira pun sedang istirahat di kamarnya.

"Bunda sakit apa?"Tanya Ray. Sejenak Fay terdiam

"Kelainan jantung"Jawab Fay pelan.

"Sudah berobat?"Fay pun mengangguk

"Bunda rawat jalan, minum obat yang diberikan dokter"

"Besok aku akan bawa Bunda ke rumah sakit"Ujar Ray.

"Gak usah!"Tegas Fay

"Kenapa?"Tanya Ray

"Aku gak mau punya hutang budi pada siapapun!"Jawab Fay tegas

"Astaga Fay, aku udah anggap Bunda seperti orangtuaku sendir!mana mungkin aku menuntut balas budi ke kalian"Terang Ray"Aku cuma mau tau sejauh mana penyakit Bunda dan tindakan apa yang harus dilakukan untuk Bunda"Ucap Ray lagi

"Bunda harus operasi"Ujar Fay

"Lantas kenapa tidak segera operasi?"Tanya Ray, Fay hanya terdiam lalu menunduk.Sepertinya Ray sudah tahu jawabannya.

"Aku akan membiayai operasi Bunda"

"Ray, sudahlah kamu tidak ada kewajiban terhadap Bunda!Bunda itu urusanku!"

"Fay...."Belum sempat Ray berbicara, terdengar pintu yang di ketuk

Tok...tok...tok...

"Assalamualaikum...."

"Waalaikumsalam...."Jawab Fay sambil berjalan membuka pintu

"Hai sayang, gimana libur kerjanya?have fun kah?"Sapa seorang laki-laki yang berdiri di depan pintu, sepertinya ia pulang kerja karena masih memakai outfit formal.

Ray yang mendengarnya terkejut, ia berdiri untuk melihat siapa yang datang dan memanggil Fay dengan panggilan Sayang.

"Aku kangen sama kamu, sini aku peluk"Ucap laki-laki itu lagi lalu memeluk erat Fay.Namun pelukannya meregang, ketika ia melihat sosok laki-laki tampan dan gagah berdiri di belakang mereka.

Fay pun sepertinya sadar dengan situasi yang terjadi, ia melepaskan pelukan nya dan berbalik melihat Ray di belakangnya.

"Siapa dia?"Tanya Laki-laki itu.

"Ini Ray, sahabat kecil aku!Kami baru saja bertemu dan Ray perkenalkan ini Revan, tunangan aku"Fay dengan canggung memperkenalkan.

Ray pun melangkah maju dan menyalami Revan. Keduanya bersalaman dan saling menyebutkan nama masing-masing.

"Oke Fay, kalo gitu aku pamit pulang ya!Bunda juga lagi istirahat, dan kamu udah ada yang nemenin"Pamit Ray.

"Loh kok buru2 bro, kita ngobrol2 dulu lah sebentar"Ajak Revan.Sambil merangkul mesra Fay. Ray melihatnya agak gerah juga.

"Mungkin lain kali, gue ada perlu soalnya"

Ujar Ray, kemudian keluar dari rumah Fay.

"Salam buat bunda ya"Fay pun mengangguk.

Ray segera menaiki mobilnya dan tancap gas saat itu juga. Ia tak ingin berlama-lama ada disana melihat kemesraan Ray bersama tunangannya.

#####

Ting....Tong...Ting...Tong...

"Masuk"Teriak Ray tanpa mau beranjak dari tempat duduknya. Mejanya tampak berserakan minuman alkohol dan asbak yang dipenuhi puntung rokok. Ray sendiri masih sibuk menghisap rokoknya yang entah keberapa puluh kali ia hisap

"Astaga Ray....kenapa Lo?Lo kaya orang baru putus cinta"Seru Dodi.

"Ngapain lo kesini?mana yang lain?'Tanya Ray sambil terus menghisap rokoknya dan mengepulkan nya di udara.

"yang lain nanti nyusul, kita mau malam mingguan di apartemen lo aja ya!kan lo lagi jomblo ini, apartemen lo gak kepake pastinya"

Dodi pun duduk di sofa berdampingan dengan Ray.

"Lo kenapa sih?gak biasanya lo kayak gini?apa karrna lo putus sama Liana?"

Ray pun tersenyum konyol.

"Gila aja lo gue putus cinta sampe begini"Jawab Ray.

"Lalu?"Tanya Dodi

"Gue patah hati....!"Jawab Ray singkat. Dodi pun mengingat kejadian kemarin siang di kampus.

"cewek yang lo kejar kemarin nolak lo?"Tebak Dodi

"Dia mantan gue..mantan terindah gue...gue udah bertahun-tahun nyari keberadaannya, tapi pas gue udah ketemu sama dia!Dia udah tunangan sama cowok lain"Jawab Ray panjang lebar

"Hahahahaha....."Entah kenapa Dodi malah tertawa

"Kenapa lo ketawa kampret?"Gertak Dodi, ia menyesal kenapa juga harus cerita pada sahabatnya yang kampret ini.

"Ya abis lo lucu...seorang Ray si Playboy cap kupu-kupu bisa patah hati juga...ditambah bucin pula"Ejek Dodi.

"Sialan lo....!"

"Bro, lo kan don juan kampus nih..pantang bagi lo gak dapetin apa yang lo mau!itu kan kata-kata lo..."

Ray berpikir sejenak, dia memang pernah berbicara seperti itu.

"Baru tunangan Bro belum nikah! masih ada jalan buat ditikung!"Ray pun menatap Dodi, ada benernya juga perkataan sahabatnya ini. Bertepatan dengan itu muncul Bayu dan Galih dari pintu masuk.

"Weiii...serius amat kayaknya nih ngobrolnya..."Sapa Bayu diikuti Galih dibelakangnya.

Mereka pun menghabiskan malam di apartemen Ray dengan memesan banyak makanan, minuman dan bermain game sampai pagi.

Inilah kenapa Ray memilih tinggal di apartemen, tak tinggal bersama kedua orangtuanya.Karena selain dia selalu kesepian di rumah yabg besar itu, juga teman-temannya lebih leluasa main di apartemen miliknya.

####

Fay turun dari Ojol yang mengantarkannya dari tempatnya bekerja menuju rumahnya.Membayar ongkos lalu memberikan helm pada si pengemudi.

"Makasih ya pak"

Fay pun masuk ke halaman rumahnya dan melihat jeep putih milik Ray parkir disitu.

"Assalamualaikum..."

"Waalaikumsalam..."Jawab Bunda"Sudah pulang sayang?"

"Sudah Bun..."Jawab Fay sambil mencium tangan sang Bunda.Fay melihat sekeliling, tak ada tand-tanda keberadaan Ray.

"Ray di dapur, lagi nyiapin makan"Fay mengernyitkan alisnya.Dia lalu menyusul ke dapur.

" ngapain kamu?"Tanya Fay saat melihat Ray menata piring-piring, Ray pun tersenyum dan kembali sibuk memindahkan makanan di pring nya.

"Bunda bilang, biasanya pulang kerja kamu langsung masak!makanya aku pesenin makanan ini buat makan malam kalian, biar kamu gak usah masak!"

"oh..."Fay pun ingin berbalik pergi

"Fay..."Panggil Ray, Fay pun menoleh"Selamat ya atas pertunangan kamu"Fay pun terlihat agak canggung, lalu Ray mendekatinya.

"Tapi gapapa kan kalo aku juga ingin memperjuangkan mu sekali lagi?"Tatap Ray, Fay tampak terkejut

"Aku udah tunangan sama Revan, aku mencintai dia dan Revan pun begitu sangat mencintaiku, tak ada kesempatan lagi"Ujar Fay menggeleng. pasti.

"Aku yakin kamu juga masih mencintaiku Fay"Fay tersenyum meremehkan.

"Gak usah sok tau deh, tau darimana kamu?"Ray pun tersenyum dan menatap Fay tajam.

"kamu ingat?aku lebih tau kamu dari dirimu sendiri"Fay pun tampak salah tingkah

"Gak usah ngaco deh"Ucap Fay lalu pergi dan masuk kedalam kamarnya.

Mereka bertiga pun makan malam bersama.

"Revan mana?tumben dia gak nganterin kamu pulang?"Tanya Bunda

"dia lembur Bun"Jawab Fay singkat

"Gimana kalo aku yang anter kamu ke kampus?"Tanya Ray, Fay melirik Ray tak suka.

"Bener tuh kamu berangkat sama Ray aja sayang"

"Iya Bun..."Fay pun mau tak mau menuruti Bundanya.

"Oya gimana kabar mama papa kamu Ray?"Tanya Bunda

"mereka sehat Bun, dan masih sibuk seperti biasa!dan aku masih kesepian seperti dulu"Jawab Ray, Bunda pun membelai kepala Ray yang duduk di sampingnya.

"Kan sekarang udah ada Bunda dan Fay, kalo kamu kesepian kamu tinggal maen kesini"

"Iya, makanya aku seneng banget bisa ketemu Bunda lagi dan terutama bertemu Fay"Ray tersenyum kepada Fay. Fay tampak membuang mukanya.

####

Perjalanan dari rumah ke kampus yang biasanya hanya 15 menit saja terasa begitu lama buat Fay, karena memang tanpa Fay sadari, Ray melajukan mobilnya begitu pelan.

"Kamu bisa cepet gak sih bawanya?"Ujar Fay kesal

"Gak..."Jawab Ray singkat

"Nyebelin...kalo gitu aku turun disini aja, aku mau naik ojek"

"Sabar sayang...bentar lagi juga nyampe"Ucap Ray.

"Gak usah ya panggil-panggil sayang"

"Loh kenapa?kan emang bener aku sayang kamu jadi aku panggil sayang"

"Gak lucu!"

"Fay, bisa gak sih kamu gak jutek ke aku?kita mulai lagi semuanya dari awal!anggap aku sahabat kamu lagi"Pinta Ray.

"Aku gak bisa bersikap manis kepada orang yang selingkuh"

"Itu sudah 4th berlalu Fay dan lagian kamu salah paham!atau jangan - jangan kamu memang gak bisa move on dari aku?"Selidik Ray.

"Aku sudah mencintai orang lain dan kami sudah tunangan, konyol kalo aku belum move on dari kamu"

"Bisa saja kehadiran Revan hanya untuk pelampiasan hati kamu?"Tebak Ray

"Nggak usah ngaco!"

Ray pun tertawa

"Oke sekarang aku tanya, apa istimewanya Revan dibanding denganku?"

"Dia setia"Jawab Fay cepat

"Hanya itu?"Tanya Ray lagi

"Banyak, hanya saja jika dibandingkan denganmu yang aku bandingkan cukup kesetiannya"Ray tersenyum kecut, andai kamu tau Fay.Aku lah yang paling setia, aku yang selalu menunggumu dan menyembunyikan hatiku hanya untukmu.

"Kenapa?kamu sadar diri kan kalau kamu kalah dengan Revan dari segi kesetiaan?"Ejek Fay.

"Aku tak perlu menjelaskan kebenaran kepada orang yang tak pernah mau tau kebenarannya"Balas Ray.Mereka pun akhirnya sampai di kampus .

"Terimakasih tumpangannya, lebih baik kamu segera pulang!Karena Revan akan jemput aku sepulang kerja"Ucap Fay lalu pergi masuk kedalam kelas.

####

3 jam berlalu, waktu menunjukkan pukul 10 malam. Fay keluar kampus dan mengecek ponselnya. Kenapa Revan tak juga menelfon?apa ia belum pulang.Dan ia melihat di seberang jalan mobil jeep putih masih terparkir.

Fay tersenyum dan menggelengkan kepalanya!"Dasar keras kepala"Gumam Fay.

Tapi ia tak menghampiri Ray, Fay memilih menunggu Revan dan mencoba menghubungi Revan.Hingga setengah jam berlalu, Ray pun keluar dari mobil dan menghampiri Fay.

"Pulang yuk..."Ajak Ray, tapi Fay seolah tak acuh. Ia masih mencoba menghubungi Revan namun ponselnya malah tak aktif.

Sejam berlalu, Ray masih setia menemani Fay berdiri di depan gerbang kampus.

"Ini udah jam 11 lebih loh, kamu mau menunggu sampai kapan?"Tanya Ray sambil melihat jam di tangannya.

"Aku gak pernah minta kamu ikutan nunggu kok, kamu mau pulang silahkan!"Ujar Fay.Ray pun beranjak mendekati Fay dan menarik tangan Fay dan menuntunnya ke mobil. Fay terkejut namun karena ia tak ingin menimbulkan kegaduhan ia mengikuti langkah Ray tanpa protes.

Sampai di mobil, Ray membukakan pintu mobil dan menyuruh Fay masuk.Fay pun tanpa protes masuk dan duduk di kursi samping kemudi.Kemudian disusul Ray yang masuk dari pintu kemudi lalu menutupnya dengan keras.Fay agak takut juga melihat ekspresi Ray yang sepertinya menahan amarah.

"Laki-laki macam apa yang membiarkan wanita yang dicintainya menunggu tanpa kabar?dan ini sudah hampir tengah malam!Bagaimana kalo aku gak ada?kamu mau nunggu terus sampai subuh?sendirian di tepi jalan?bagaimana kalau orang menganggap kamu wanita jalanan?atau bagaimana kalau ada yang berniat buruk sama kamu?"Fay menciut, sepertinya Ray benar-benar marah.Ray pun menyalakan mesin mobilnya dan melajukan mobilnya dengan tak beraturan, ini dikarenakan emosinya yang belum stabil.

Fay seperti de javu dengan keadaan seperti ini, dulu Ray pernah se marah ini saat cemburu melihat Fay diantar pulang oleh Kakak kelasnya.Namun bedanya dulu mereka mengendarai motor, dan Fay buru-buru memeluknya dengan erat sehingga membuat emosi Ray stabil dan menjalankan motornya dengan tenang.

Tanpa menoleh, Fay memberanikan diri menggenggam tangan kiri Ray yang sedang tak memegang kemudi, Ray pun terkejut dan menepikan mobilnya lalu berhenti.Ray Mengatur nafasnya lalu menggenggam tangan Fay dengan kedua tangannya lalu menciumnya, menyesapnya seolah-olah tangan Fay adalah oksigen yang membantu pernafasannya. Namun Ray melihat Fay membuang mukanya kearah jendela.Fay masih mempertahankan egonya.Namun ini saja sudah cukup bagi Ray untuk menstabilkan emosinya.

"Terimakasih kamu sudah bikin aku tenang dan Sorry, kalo aku marah-marah gak jelas sama kamu!"Ucap Ray, Fay pun langsung menarik tangannya.

"Aku cuma gak mau kita celaka atau mencelakai orang lain!ayo jalan..aku mau cepat pulang dan istirahat"Ucap Fay tanpa ekspresi dan tetap menatap kedepan.

Ray pun secara perlahan melajukan mobilnya dengan tenang dan menembus jalanan yang sedikit lengang